Pentingnya Vaksinasi Lengkap Bagi Pengungsi

- 18 November 2020, 06:50 WIB
dr. I Nyoman Kandun, MPH (Direktur Field Epidemiology Training Program (FETP) menajdi pembicara dalam dialog bertema belajar dari sukses vaksin polio di Jakarta, Selasa, 17 November 2020.
dr. I Nyoman Kandun, MPH (Direktur Field Epidemiology Training Program (FETP) menajdi pembicara dalam dialog bertema belajar dari sukses vaksin polio di Jakarta, Selasa, 17 November 2020. /DOK KEMENKOMINFO/

Seorang anak yang sudah diimunisasi punya dua peran penting: terhindari dari penyakit dan tidak menularkan penyakit ke orang lain.

Dengan cakupan imunisasi di sebuah negara lebih dari 80 persen, maka imunisasi bisa efektif memutus transmisi penyakit tertentu seperti polio.

Baca Juga: Acara Akhir Tahun Potensi Kerumunan, Ganjar Sebut Tidak Akan Dapat Izin

Sejak tahun 1995, kasus polio di Indonesia dapat ditekan melalui program Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Namun pada 2005 sempat ditemukan kasus polio liar impor di sebuah daerah di Jawa Barat.

Pemerintah kemudian menetapkannya sebagai KLB dan kembali menjalankan PIN. Hasilnya, polio kembali sukses diberantas pada 2006. Kemudian pada 2014, label bebas polio diberikan WHO kepada Indonesia.

"Sampai saat ini tidak ditemukan lagi penderita polio yang disebabkan virus polio liar. Jadi apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus? Cakupan imunisasi harus setinggi-tingginya, bila perlu 100 persen. Namun imunisasi rutin tidak pernah tercapai sehingga perlu PIN untuk menutup lubang dari imunisasi rutin itu," tutup Nyoman. (Nenden Sekar Arum)***

Halaman:

Editor: Intan Hidayat

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah