5 Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Pulau Jawa yang Masih Dipertahankan

- 19 Oktober 2021, 18:21 WIB
Ilustrasi Grebeg Maulud di Jogja
Ilustrasi Grebeg Maulud di Jogja /- Foto : Portal Jogja/Bagus Kurniawan

Keraton Yogyakarta melakukan Grebeg secara turun-temurun. Grebeg ini dijadikan sebagai wisata budaya bagi para turis lokal maupun mancanegara.

Grebeg Maulud dilanjutkan dengan dibunyikannya dua perangkat gamelan sekaten milik Keraton selama 7 hari. Acara puncaknya adalah pembacaan Risalah Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Pengulu Keraton.

Dalam sejarahnya Grebeg Maulud digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I yang tujuan awalnya untuk menyebarkan agama Islam.

Baca Juga: Sambut Peringatan Maulid Nabi, Masyarakat Kaliwungu Gelar Tradisi Weh-wehan

2. Kirab Ampyang (Kudus)

Kirab Ampyang maulid adalah perayaan yang dilaksanakan masyarakat loram kulon yang digunakan untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW di masjid loram kulon yang bernuansa islami.

Kirab Ampyang maulid menjadi salah satu budaya yang dilestarikan sampai sekarna dan diperingati setiap tanggal 12 robiul awal untuk memperoleh berkah.

Tradisi Kirab Ampyang di desa Loram Kulon memiliki ciri khas dan keunikan yang telah ada sejak zaman Tjie Wie Gwan.

Namun pada zaman penjajahan Belanda, dilanjutkan zaman penjajahan jepang tahun 1941-1945 tidak dapat dilaksanakan karena kondisi dan situasi politik yang berakibat krisis panjang mpada masa itu.

Menjelang timbulnya gerakan partai komunis Indonesia(PKI) sampai masa akhir G 30 S PKI, tradisi Kirab Ampyang ini sempat terhenti juga karena situasi politik. Dalam perkembangannya tahun 1995 M tradisi ampyang ini kembali dilaksanakan sebagai syiar agama islam.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah