Usai Inggris-UE sepakati perdagangan pasca-Brexit, Kini Dolar Menyusut

- 26 Desember 2020, 17:59 WIB
Ilustrasi Dolar Amerika Serikat.
Ilustrasi Dolar Amerika Serikat. /PIXABAY/

Sterling juga naik ke puncak tiga minggu terhadap euro di 89,54 pence. Euro terakhir turun 0,4 persen terhadap sterling pada 89,95 pence.

“Dari apa yang kita ketahui selama ini, (kesepakatan perdagangan) ini hanya cukup untuk menghindari skenario penurunan tajam tiba-tiba dan menjaga barang-barang dari antrian di perbatasan, tetapi ini bukan kesepakatan perdagangan yang luas yang mencakup jasa,” kata Andreas Steno Larsen, kepala valas global dan ahli strategi harga di Nordea di Kopenhagen,

Baca Juga: Gus Yaqut: Menag Siap Fasilitasi Dialog Antar-umat Beragama

“Jadi ini adalah skenario yang baik untuk Inggris tetapi mungkin tidak lebih dari itu, itulah mengapa sterling tidak benar-benar merayakan kesepakatan.”

Pasar mata uang juga tampaknya telah mengabaikan kritik Presiden Donald Trump terhadap paket bantuan fiskal yang sebelumnya disetujui di Kongres, yang dapat membuat RUU tersebut dalam ketidakpastian.

Partai Republik dan Demokrat di DPR AS pada Kamis, 24 Desember 2020, memblokir upaya untuk mengubah paket bantuan virus corona dan pengeluaran pemerintah senilai 2,3 triliun dolar AS, membuat statusnya diragukan setelah Trump menuntut perubahan ekstensif pada undang-undang tersebut.

Baca Juga: PHRI: Okupansi Hotel DIY Naik Lagi, Secara Umum Capai 60 Persen

Terhadap mata uang yang terkait dengan selera risiko yang lebih tinggi, dolar melemah. Dolar Australia naik 0,3 persen menjadi 0,7599 dolar AS, sedangkan dolar Selandia Baru naik 0,2 persen pada 0,7109 dolar AS.***

Halaman:

Editor: Intan Hidayat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah