Menanggapi ramainya sejumlah pihak yang mengomentari dirinya, Dede merespon hal tersebut di akun Twitternya @kangdede78 pada Senin, 12 April 2021.
“Jejak digital jaman Pilpres 2014 dan 2019 disebarin lagi. Radikalis gagal Pilpres ndak bisa move on,” tulis Dede.
Baca Juga: Terpilih Jadi Ketua Umum IKA Unissula, Agus Ujianto Ingin Buat Jejaring dan Lembaga Advokasi
Pada 9 April lalu, Dede juga menulis di akun Twitternya menanggapi kecaman dan desakan dari berbagai pihak.
“Semua akun sosmed saya dihajar gerombolan radikalis. Sudah biasa senyumin aja,” kata Dede sambil menyertakan imoji ketawa.
Dede mengaku tidak terpengaruh atas kecaman dan desakan dari sejumlah pihak atas tindakannya mencopot pejabat PT Pelni karena pengajian.
Baca Juga: Buka Sekolah Lapang Iklim (SLI), BMKG: Manfaatkan Pancaroba Agar Panen Lebih Baik
“Saya tidak terpengaruh dengan kecaman, desakan, sampai ada yang membuat petisi, saya tidak terpengaruh sedikit pun.
Saya konsisten, bahwa radikalisme harus diberangus, pun kalau konsekuensinya saya kehilangan jabatan. Jangan takut melawan kaum radikal kawan,” tulis Dede.
Melalui akun Twitternya, Dede juga sudah meminta maaf kepada KH M Cholil Nafis yang menjadi salah satu penceramah dalam kajian yang ia sebut dibatalkan karena belum berizin.