Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya prihatin, lantaran kendati di tengah pandemi Covid-19 yang masih melantak masyarakat dunia, dirinya kembali menyaksikan intoleransi beragama, dan kekerasan atas nama agama.
"Kalau ini dibiarkan, maka akan mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. Ini tidak boleh terjadi," kata Presiden Jokowi, sebagaimana dikutip dari laman resmi Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Baca Juga: Pola Makan dan Gaya Hidup Ikut Pengaruhi Menstruasi Dini Pada Anak
Disampaikannya, bahwa saat ini dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan dan kerja sama guna mengatasi Covid-19 pula tantangan global lainnya.
"Di saat yang sama, Indonesia mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun. Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Terorisme adalah terorisme," katanya.
Selain itu, Presiden Jokowi mengajak Sekretaris Jenderal PBB untuk menggerakkan dunia agar terus bekerja sama dalam memperkuat toleransi, mencegah ujaran kebencian, dan menolak kekerasan atas alasan apapun.
Baca Juga: Selain RUU Larangan Minuman Beralkohol, Pengemudi Mabuk Juga Terjerat Sanksi Ini
"Keberagaman, toleransi, dan solidaritas merupakan pondasi yang kokoh bagi dunia yang damai, aman, dan stabil," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ade Padmo Sarwono.***