Jokowi Bahas Intoleransi di Tengah Pandemi Saat Hadiri KTT Ke-11 ASEAN dan PBB

- 15 November 2020, 17:04 WIB
Presiden Joko Widodo saat berpidato secara virtual di KTT ke-23 APT pada Sabtu, 14 November 2020.
Presiden Joko Widodo saat berpidato secara virtual di KTT ke-23 APT pada Sabtu, 14 November 2020. /ARI SUPRIADI/HUMAS KEMENSETNEG

SINARJATENG.COM - Hari Minggu, 15 November 2020 Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke 11 ASEAN dan PBB.

Presiden Jokowi mengikuti serangkaian KTT ke-11 ASEAN dan PBB tersebut di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang sangat krusial bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca Juga: Masuki Usia 14 Tahun, MAJT Komitmen Perkuat Jaringan Internasional

Lantaran, tepat di usianya yang ke-75 tahun, PBB menurut Presiden Jokowi harus mampu menjawab berbagai tantangan global.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga menyampaikan, bahwa dalam jangka pendek PBB harus berperan memenuhi akses terhadap obat-obatan, dan vaksin.

Sementara itu, dalam jangka panjang, menurutnya PBB dan ASEAN dapat berkolaborasi memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan pandemi baru di masa yang akan datang.

Baca Juga: Upayakan Pelajar Berwirausaha Sejak Dini, Disdik Jabar Programkan Sekolah Juara

Disamping itu, mantan Wali Kota Solo itu juga mendorong PBB untuk menjaga kemajemukan dan toleransi.

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya prihatin, lantaran kendati di tengah pandemi Covid-19 yang masih melantak masyarakat dunia, dirinya kembali menyaksikan intoleransi beragama, dan kekerasan atas nama agama.

"Kalau ini dibiarkan, maka akan mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. Ini tidak boleh terjadi," kata Presiden Jokowi, sebagaimana dikutip dari laman resmi Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Baca Juga: Pola Makan dan Gaya Hidup Ikut Pengaruhi Menstruasi Dini Pada Anak

Disampaikannya, bahwa saat ini dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan dan kerja sama guna mengatasi Covid-19 pula tantangan global lainnya.

"Di saat yang sama, Indonesia mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun. Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Terorisme adalah terorisme," katanya.

Selain itu, Presiden Jokowi mengajak Sekretaris Jenderal PBB untuk menggerakkan dunia agar terus bekerja sama dalam memperkuat toleransi, mencegah ujaran kebencian, dan menolak kekerasan atas alasan apapun.

Baca Juga: Selain RUU Larangan Minuman Beralkohol, Pengemudi Mabuk Juga Terjerat Sanksi Ini

"Keberagaman, toleransi, dan solidaritas merupakan pondasi yang kokoh bagi dunia yang damai, aman, dan stabil," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ade Padmo Sarwono.***

Editor: Aman Ariyanto

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah