Ia mengingatkan WNI untuk mengisi stok bahan makanan selama satu hingga dua minggu ke depan, dan terus menjalin kontak dengan KBRI.
“Bagi WNI yang tidak memiliki kepentingan mendesak di Myanmar, kami minta untuk mempertimbangkan pulang ke Indonesia,” ujar Judha.
Pada Selasa, 23 Maret 2021, militer Myanmar mengumumkan 164 pengunjuk rasa dan sembilan anggota pasukan keamanan tewas dalam demonstrasi ayng berlangsung.
Baca Juga: Jadwal Lokasi Layanan Samsat Keliling Pemalang, Hari Ini Kamis 25 Maret 2021
Militer menyebut bahwa demonstran melakukan pembakaran dan kekerasan, sehingga tidak mengakui bahwa unjuk rasa tersebut dilakukan secara damai.
Hingga saat ini, menurut data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) terdapat 261 orang tewas akibat tindakan keras oleh pasukan keamanan selama unjuk rasa anti kudeta.
Junta beralasan bahwa kudeta militer yang dilakukan tidak salah, karena menurut mereka terdapat kecurangan pada pemilu November 2020 yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpina Aung San Suu Kyi.
Meskipun para pemimpin militer menjanjikan pemilu ulang, namun belum ditetapkan tanggal pastinya. Hingga satu tahun ke depan, mereka memberlakukan keadaan darurat di Myanmar.***