96 Orang WNI di Myanmar Memutuskan Kembali ke Tanah Air Karena Situasi Belum Juga Kondusif

- 25 Maret 2021, 13:03 WIB
Dok. Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyampaikan keterangan pers secara daring dari Jakarta, Rabu 17 Juni 2020).
Dok. Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyampaikan keterangan pers secara daring dari Jakarta, Rabu 17 Juni 2020). /ANTARA/Yashinta Difa

SINARJATENG.COM - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyatakan sebanyak 96 warga negara indonesia (WNI) di Myanmar memutuskan untuk pulang ke Indonesia.

“Pada Maret saja, tercatat 96 WNI yang sudah lapor ke KBRI (Yangon) akan pulang sampai akhir bulan ini,” ujarny, sebagaimana dikutip Sinar Jateng pada laman Antaranews.

Kepulangan 96 WNI ini karena demonstrasi yang berujung kekerasan terus berlanjut di Myanmar sejak kudeta militer 1 Februari 2021.

Baca Juga: Muhammad Abdullah Syukri Nahkodai Ketum PB PMII Periode 2021-2023, Berikut Profil Lengkapnya

Sebelumnya, sebanyak 50 WNI telah pulang ke Indonesia mengunakan penerbangan yang diperbantukan. Yakni menggunakan maskapai Singapore Airlines dan Myanmar Airlines yang memang diberbantukan untuk memfasilitasi warga negara asing keluar dari Myanmar.

Berdasarkan data Kemlu RI, terdaftar 362 WNI yang masih ada di Myanmar dan mayoritas pekerja profesional. Sebanyak 20 orang telah berada di Sekolah Indonesia Yangon yang diperuntukkan sebagai lokasi perlindungan sementara bagi WNI.

Bagi WNI yang merasa lokasi tempat tinggalnya tidak aman, Judha menghimbau untuk segera merapat ke Sekolah Indonesia Yangon karena terletak di lokasi diplomatik sehingga situasinya relatif aman.

Baca Juga: Jadwal Lokasi Layanan Samsat Keliling Wonosobo, Hari Ini Kamis 25 Maret 2021

Pemerintah menghimbau WNI untuk terus waspada, karena demonstrasi dan kekerasan masih terus berlanjut. Tidak disarankan keluar rumah apabila tidak ada kebutuhan mendesak.

Ia mengingatkan WNI untuk mengisi stok bahan makanan selama satu hingga dua minggu ke depan, dan terus menjalin kontak dengan KBRI.

“Bagi WNI yang tidak memiliki kepentingan mendesak di Myanmar, kami minta untuk mempertimbangkan pulang ke Indonesia,” ujar Judha.

Pada Selasa, 23 Maret 2021, militer Myanmar mengumumkan 164 pengunjuk rasa dan sembilan anggota pasukan keamanan tewas dalam demonstrasi ayng berlangsung.

Baca Juga: Jadwal Lokasi Layanan Samsat Keliling Pemalang, Hari Ini Kamis 25 Maret 2021

Militer menyebut bahwa demonstran melakukan pembakaran dan kekerasan, sehingga tidak mengakui bahwa unjuk rasa tersebut dilakukan secara damai.
Hingga saat ini, menurut data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) terdapat 261 orang tewas akibat tindakan keras oleh pasukan keamanan selama unjuk rasa anti kudeta.

Junta beralasan bahwa kudeta militer yang dilakukan tidak salah, karena menurut mereka terdapat kecurangan pada pemilu November 2020 yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpina Aung San Suu Kyi.

Meskipun para pemimpin militer menjanjikan pemilu ulang, namun belum ditetapkan tanggal pastinya. Hingga satu tahun ke depan, mereka memberlakukan keadaan darurat di Myanmar.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah