Menyoal Kasus Klaster Keluarga, Zona Merah COVID-19 Jabar Meningkat

- 14 Desember 2020, 22:45 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan laporan terkait perkembangan COVID-19, dari Gedung Sate, Kota Bandung, Senin  14 Desember 2020.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan laporan terkait perkembangan COVID-19, dari Gedung Sate, Kota Bandung, Senin 14 Desember 2020. /Humas Jabar/Yogi P

SINARJATENG.COM - Sebanyak delapan daerah masuk pada zona merah. Hal itu disampaikan Ketua Umum Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat, Ridwan Kamil usai rapat koordinasi di Gedung Sate, Senin, 14 Desember 2020.

Jumlah zona merah atau resiko tinggi penularan Covid-19 di Jawa Barat bertambah pada pekan ini.

Di antaranya Kota Bandung, Garut dan Depok yang masih belum bergeser, kemudian Kota Cimahi dan Bandung Barat, yang kembali ke zona merah.

Baca Juga: Tahun Mendatang, Formasi Guru CPNS 2021 Akan diganti jadi PPPK

“Zona merah kita bertambah menjadi 8 daerah kita harus waspada yaitu Kabupaten Garut masih merah, Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi ada kenaikan signifikan dari zona kuning zona merah. KBB kembali zona merah, Kota Bandung masih merah, Kota Depok juga merah, Cimahi kembali merah. Nah Oleh karena itu pada yang zona merah untuk terus memperhatikan potensi yang akan terjadi jika tidak diantisipasi,” ujarnya.

Menurut Ridwan, adanya penambahan zona risiko tinggi penularan Covid-19 di Jabar berdasarkan hasil kajian memang kebanyakan berasal dari klaster keluarga yang sedang meningkat.

“Itulah kenapa kita memperbanyak ruang ruang isolasi mandiri untuk menggeser mereka-mereka yang di rumah pindah ke ruang isolasi mandiri. Itu peningkatannya. Ada khusus Kabupaten Bekasi selalu berhubungan dengan naiknya klaster industri, kemudian lain-lain saya kira masih sama sebelum-sebelumnya,” ucap dia.

Baca Juga: Usai Dikabarkan Paolo Rossi Meninggal Dunia, Valentino Rossi jadi Trending di Mesin Pencarian

Di sisi lain dengan adanya penambahan zona merah, Ridwan mengatakan perlu diakui bahwa sistem zonasi ini sedikit kurang sempurna karena kasus harian Jabar tercampur dengan kasus-kasus lama yang diumumkan pusat, telat.

Halaman:

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah