Renggut Nyawa Nakes, Data Nyata Kematian Akibat COVID-19 Dari Tim Mitigasi PB IDI 5 Desember 2020

- 5 Desember 2020, 23:22 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. / /Pixabay/PabitraKaity.

Dikatakan oleh Dr Eka Mulyana, SpOT(K),MKes,SH,MHKes dari Divisi Advokasi dan Hubungan Eksternal Tim Mitigasi PB IDI, bahwa apapun informasi mengenai bahwa Covid-19 adalah hoaks atau hasil konspirasi, namun kenyataannya adalah virus ini benar-benar nyata dan telah memakan nyawa banyak orang dalam waktu yang cepat.

"Kami berharap apabila Anda termasuk orang yang tidak mempercayai adanya Covid ini, namun janganlah mengorbankan keselamatan orang lain dengan ketidakpercayaan tersebut.

Tingginya lonjakan pasien Covid serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M).

Baca Juga: Dukung Ekosistem Kendaraan Hybrid, Pemerintah Jepang Keluarkan Kebijakan Baru di Industri Otomotif

Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri namun juga keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerjasama seluruh pihak, termasuk Anda.

"Kami dari tim mitigasi PB IDI secara khusus juga mengingatkan kepada para teman sejawat tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk waspada dan tetap menjalankan SOP seperti dalam pedoman standar perlindungan dokter di saat melakukan pelayanan dan saat berada di keluarga dan komunitas," katanya.

Sementara itu, dr Weny Rinawati SpPK MARS, anggota Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI mengingatkan para tenaga kesehatan agar tidak menurunkan kualitas APD yang dikenakan.

Baca Juga: Temanggung Raih Juara Utama Ajang Krenova Tingkat Provinsi

"Saat ini standar level APD yang wajib dikenakan oleh para tenaga kesehatan adalah level tertinggi sesuai dengan resiko tempat melakukan pelayanan.

Kami juga berharap agar pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan juga menyediakan APD yang layak bagi para tenaga kesehatan.

Halaman:

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah