Disiplin Prokes, Jokowi Tegaskan Keselamatan Rakyat adalah Hukum Tertinggi

16 November 2020, 21:53 WIB
Presiden Joko Widodo. /@jokowi/

SINARJATENG.COM - Keselamatan rakyat di tengah pandemi Covid-19 saat ini merupakan hukum tertinggi.

Oleh sebab itu, penegakan disiplin terhadap protokol kesehatan sudah semestinya dilakukan dengan tegas.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas untuk membahas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 16 November 2020.

Baca Juga: Prokes Jadi Atensi, Akibat Tak Megindahkan Dua Kapolda Disanksi Copot Jabatan

"Saya ingin tegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Pada masa pandemi ini telah kita putuskan pembatasan-pembatasan sosial termasuk di dalamnya adalah pembubaran kerumunan," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa penegakan disiplin protokol kesehatan harus dilakukan karena tidak ada satupun orang yang saat ini memiliki kekebalan terhadap virus korona dan bisa menularkan ke yang lainnya di dalam kerumunan.

Jokowi meminta Kapolri, Panglima TNI, dan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk menindak secara tegas apabila ada pihak-pihak yang melanggar pembatasan-pembatasan yang sebelumnya telah ditetapkan.

Baca Juga: Henry Subiakto Memahami Kemarahan dan Kekecewaan Nakes Tentang Kerumunan dan Pelanggaran Prokes

"Jadi jangan hanya sekadar imbauan, tapi harus diikuti dengan pengawasan dan penegakan aturan secara konkret di lapangan," tuturnya.

Saat ini, ucap Jokowi, kepercayaan masyarakat terhadap upaya-upaya yang dilakukan pemerintah amat diperlukan agar langkah-langkah pengendalian pandemi yang dijalankan pemerintah dapat benar-benar berjalan dengan efektif.

"Saya juga minta Kepada Menteri Dalam Negeri untuk mengingatkan, kalau perlu menegur, kepala daerah baik gubernur, bupati, maupun wali kota untuk bisa memberikan contoh-contoh yang baik kepada masyarakat, jangan malah ikut berkerumun," katanya.

Baca Juga: Mahfud MD Tanggapi Keluhan Masyarakat, Aparat Wajib Tindak Tegas Praktik Pelanggaran Prokes

Ia mengingatkan agar daerah-daerah yang telah memiliki Peraturan Daerah mengenai penegakan disiplin protokol kesehatan untuk betul-betul menjalankan aturan tersebut secara tegas, konsisten, dan tidak pandang bulu. Dalam hal ini, tugas pemerintah ialah mengambil tindakan hukum di mana ketegasan aparat dalam mendisiplinkan masyarakat untuk patuh kepada protokol kesehatan adalah suatu keharusan.

Ketegasan tersebut diperlukan mengingat berdasarkan data terakhir per 15 November lalu, rata-rata kasus aktif Covid-19 di Indonesia sudah berada pada angka 12,82 persen yang jauh lebih rendah daripada rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 27,85 persen. Rata-rata kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia juga sangat bagus, yakni mencapai 83,92 persen yang jauh lebih baik dibandingkan dengan angka kesembuhan dunia di angka 69,73 persen.

"Angka-angka yang bagus ini jangan sampai rusak gara-gara kita kehilangan fokus kendali karena tidak berani mengambil tindakan hukum yang tegas di lapangan," ujarnya.

Baca Juga: PB IDI Himbau Masyarakat Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan

Presiden juga mengingatkan akan perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan para dokter, perawat, tenaga medis, dan paramedis yang dengan kesukarelaan mereka selama berminggu bahkan berbulan-bulan mencurahkan tenaga untuk merawat pasien Covid-19 dan tidak dapat bertemu dengan keluarga mereka.

"Jangan sampai apa yang telah dikerjakan oleh para dokter, perawat, tenaga medis, paramedis menjadi sia-sia karena pemerintah tidak bertindak tegas untuk sesuatu kegiatan yang bertentangan dengan protokol kesehatan dan peraturan-peraturan yang ada," ucapnya.

Jalur Tepat

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro menyatakan, penanganan Covid-19 di Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Persediaan obat-obatan Covid-19 di Indonesia dalam kondisi aman dan cukup. Bahkan saat ini sudah didistribusikan ke 34 dinas kesehatan provinsi, dan 779 rumah sakit. Dan untuk pemenuhan kebutuhan sampai Desember 2020, sedang dilakukan tambahan pengadaan obat penanganan Covid-19.

Baca Juga: Corona di Penjara, Terkonfirmasi 48 Napi Rutan Salemba Positif Covid-19

Ia menyatakan, orang Indonesia merupakan masyarakat paling optimis di Asia Tenggara. Masyarakat juga mengikuti petunjuk dari pemerintah, maikn banyak yang lebih rajin memantau berita lewat televisi. Menurut dia, riset dari Edelman Trust barometer 2020 menunjukkan konsistensi kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap bangsanya sendiri dalam bergerak maju menghadapi apapun. Baik bencana alam, tantangan ekonomi termasuk bersama melawan pandemi.

"Ya, kita memang harus percaya dengan upaya gotong royong dan kerja keras bersama. Kalau bukan kita yang saling percaya satu sama lain, ya siapa lagi," kata Reisa.***

Editor: Aman Ariyanto

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler