Vaksin Harapan Baru, Tetapi Jangan Abai dengan Protokol Kesehatan

31 Desember 2020, 21:49 WIB
Kedatangan 1,8 Juta Vaksin Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (31/12/2020). /Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden

 

SINARJATENG.COM - Pandemi Covid-19 yang menyita banyak perhatian karena makin meningkatnya jumlah orang yang terpapar, membuat para ahli berlomba-lomba menciptakan vaksin untuk melawan virus tersebut.

Banyak negara di dunia melakukan uji coba, bahkan telah ada yang berani menjualnya ke negara-negara lain.

Salah satunya, Vaksin Sinovac buatan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang sejak awal Desember telah didatangkan sebayak 1,2 juta dosis untuk tahap pertama.

Baca Juga: Malam Pergantian Tahun, Satgas Covid-19 diminta Intensifkan Razia Protokol Kesehatan

Saat ini vaksin tersebut sedang dalam proses untuk mendapatkan izin penggunaan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Meski vaksin telah tiba, protokol kesehatan tetap harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat beraktivitas di luar ruangan dan sarana publik.

Covid-19 belum usai jadi seluruh warga wajib mematuhi protokol kesehatan, jangan sampai lepas masker apalagi pas keluar rumah. Kuncinya selalu memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak.

Baca Juga: Temani Malam Tahun Baru, Berikut Aplikasi Seru Mengusir Bosan di Rumah Aja

Meski Vaksin sudah di depan mata, protokol kesehatan pun wajib kita jalankan.

Klaster Hajatan

Jangan abai dengan itu semua, terutama akhir-akhir ini banyak dijumpai dengan yang memicu kerumunan massa seperti hajatan pernikahan, pentas seni, dan pengajian.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, telah mengimbau agar warganya tidak abai dalam menerapkan disiplin protokol kesehatan. Hal ini menyusul kasus penularan baru, yakni klaster hajatan di sejumlah daerah di Jateng.

Baca Juga: AirAsia Akan Operasikan Kembali Rute Penerbangan Bali-Labuan Bajo Mulai Januari 2021

Ganjar menyebut kasus penularan di acara hajatan bukan kali pertama terjadi di Jateng. Sebelumnya, kasus serupa juga pernah terjadi di Kota Semarang.

Menurut Ganjar, dalam menangani klaster hajatan atau keluarga seperti di Sragen memerlukan pendekatan yang lebih ketat.

Dari pemerintah akan mendorong melalui gerakan dasawisma, PKK, kelompok masyarakat yang ada di level desa, RT, RW agar sekarang kita masuk dalam keluarga.

Baca Juga: Masih di Masa Pandemi, India Tambah Kapasitas Pengunjung Taj Mahal

Namun, dari pemerintah saja tidak cukup. Ganjar juga meminta dukungan dan kesadaran dari masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan. Sebab, edukasi di level ini akan lebih berat dan individu mana pun tidak boleh abai.

“Kalau kita tidak bisa memproteksi diri kita sendiri, maka akan sangat berat. Satu orang membawa itu, maka keluarga akan sangat rentan,” tegasnya.

Ganjar mengatakan, sebenarnya memproteksi dari diri sendiri sangat mudah. Yang membuat susah adalah malasnya individu untuk menjaga kebersihan diri, terutama setelah beraktivitas di luar rumah.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, 31 Desember 2020 TV ONE, RCTI, GTV, INEWS TV, TRANS 7, dan TRANS TV

“Maka keluarga, mesti diproteksi dengan baik, tidak boleh meremehkan, protokolnya mesti jalan. Sebenarnya simpel saja, kalau kamu dari luar, langsung mandi, ganti baju semuanya. Sebenarnya tidak berat, tapi hanya males saja," sambung dia.

Di sisi lain, Ganjar juga menegaskan pentingnya menggunakan masker dalam situasi apapun.

“Terus tidak mau melepas masker, sebenarnya itu cara defend yang paling baik. Kerentanan orang yang banyak bepergian itu, ya memang ada potensi tinggi tertular,” kata Ganjar.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DKI Jakarta, Kamis 31 Desember 2020: Waspada Hujan Disertai Petir

Ganjar berharap, masyarakat bisa paham dengan edukasi yang terus digencarkan. Sehingga, pencegahan dilakukan secara bersama-sama.***

Editor: Intan Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler