Militer Myanmar Berjanji Segera Mengadakan Pemilihan untuk Menjaga Demokrasi

- 27 Maret 2021, 15:52 WIB
Jenderal Militer, Min Aung Hlaing.
Jenderal Militer, Min Aung Hlaing. /Nikkei Asia

SINARJATENG.COM – Setelah memimpin parade militer di ibu kota Naypyitaw untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata, Jenderal Senior Min Aung Hlaing menegaskan kembali janji terkait pengadaan pemilihan.

Namun, ia belum memberikan kepastian waktu pelaksanaannya.

"Tentara beserta seluruh bangsa berusaha untuk menjaga demokrasi," ungkapnya sebagaimana dikutip Sinar Jateng pada laman Reuters.

Baca Juga: 18 Orang Rombongan Piknik Terpapar Covid-19, Bupati Tegal Sebut Pemdes dan Satgas Jogo Tonggo Harus Peka

Hal tersebut ia ungkapkan pada sebuah siaran di televisi nasional Myanmar. Ia menambahkan, pihak berwenang juga berusaha untuk melindungi rakyat dan memulihkan perdamaian di seluruh negeri.

"Dalam memenuhi tuntutan, Tidaklah pantas menggunakan kekerasan yang berdampak pada stabilitas dan keamanan," tambahnya.

Sedangkan, pada Jumat 26 Maret 2021 kemarin, pasukan kembali menembak empat orang. 

Baca Juga: Berawal dari Peserta Senam Panusupan Tegal yang Pergi Piknik, 18 Orang Positif Covid-19 dan 1 Meninggal Dunia

Sehingga menurut data yg dihimpun aktivis, total 328 nyawa melayang dalam unjuk rasa melawan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi yang telah berlangsung sejak 1 Februari 2021.

Bahkan pada Jumat malam waktu setempat, terdapat sebuah pesan yg disampaikan melalui stasiun televisi nasional yang berbunyi "Anda harus belajar dari tragedi kematian sebelumnya bahwa Anda dapat terancam ditembak di kepala dan punggung".

Dalam peringatan tersebut tidak disebutkan secara khusus bahwa pasukan keamanan telah diperintah untuk melakukan tembak mati. 

Baca Juga: Hati-Hati, Memberi Uang Untuk Pengemis di Pangkalpinang Terancam Denda Rp1 Juta

Namun junta menyebutkan beberapa tembakan mematikan berasal dari kerumunan.

Peringatan keras tersebut menyiratkan tekad militer untuk mensterilkan keadaan agar tidak ada aksi apapun selama Hari Angkatan Bersenjata.

Hari Angkatan Bersenjata untuk memperingati dimulainya perlawanan terhadap pendudukan Jepang pada tahun 1945, yang diatur oleh pendiri militer yang merupakan ayah dari Suu Kyi.

Pada pawai tersebut, hadir Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin. Di saat negara Amerika Serikat dan Eropa menekan junta dan memerikan sanksi. Min Aung Hlaing mengklaim bahwa Rusia adalah teman sejati bagi Myanmar.

Baca Juga: Vaksinasi Selama Ramadhan Tetap Berjalan, Dinkes Jateng: Menurut Fatwa MUI, Tidak Membatalkan Puasa

“Rusia adalah teman sejati,” ujarnya. Tak ada tanda-tanda diplomat lain di acara yang biasanya dihadiri puluhan pejabat dari luar negeri.

Para pengunjuk rasa pro-demokrasi telah berkumpul di beberapa kota utama di Yangon dan Mandalay, serta di Karen kota yang berbatasan dengan Thailand.

Min Aung Hlaing mengatakan tentara harus merebut kekuasaan karena "tindakan melanggar hukum" oleh Suu Kyi dan Liga Nasional untuk Demokrasi miliknya, menambahkan bahwa beberapa pemimpin partai telah dinyatakan bersalah melakukan korupsi dan tindakan hukum telah diambil terhadap mereka.***

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x