Lama Belajar Daring, Anak Dinilai Kehilangan Rasa Displin hingga 80%

19 Oktober 2021, 21:12 WIB
Forum Media Sayang Anak dan Perempuan gelar rapat koordinasi di salah satu hotel di Kota Semarang. /Humas Pemkot Semarang

SINARJATENG.COM - Forum Media Sayang Anak dan Perempuan menggelar rapat koordinasi (rakor) yang diselenggarakan oleh DP3A Kota Semarang belum lama ini.

Dalam rakor menghadirkan pula narasumber dari anggota Dewan dari Komisi D DPRD Kota Semarang.

Dyah Ratna Harimurti anggota Komisi D menilai bahwa pembelajaran daring yang selama ini dilakukan oleh para murid membawa efek negatif pada perilaku sehari - hari terutama dalam kedisiplinan. Menurutnya dampak pembelajaran daring anak kehilangan rasa kedispilinan sekitar 80 %.

Baca Juga: Kota Semarang Terapkan 100% WFO untuk ASN di Lingkungan Pemkot, Begini Pesan Walikota

Ia mengatakan karakter anak juga harus dibentuk kembali agar bisa lebih semangat dalam menuntut ilmu.

"Anak-anak tidak belajar tatap muka sudah hampir dua tahun. Mereka kehilangan rasa disiplin. Mereka bangun siang, tidak mandi," katanya Detty sapaan akrabnya.

Baca Juga: 7 Perbedaan Pinjaman Online (Pinjol) Legal dan Ilegal yang Harus Kamu Tahu

Detty menuturkan, peran orang tua sebagai pendukung di lingkungan keluarga dalam pendidikan anak sangat diperlukan. Dalam hal ini, orang tua bertanggung jawab untuk mendukung anak-anak bisa kembali ke sekolah dengan mengembalikan semangatnya yang dulu.

"Orang tua menjadi nomor satu yang harus support anak. Kalau ortu tidak support, apalagi guru atau pemerintah. Ring pertama orang tua," imbuhnya

Detty menyebut perlu diadakan penyegaran dalam berkegiatan, misalnya saja saat PTM tidak harus selalu membahas materi pelajaran, tapi bisa dengan membangun kreativitas dalam belajar.

Baca Juga: Direktur LEKAD: Mungkinkah Golkar Akan Menjadi Rumah Besar Bersama

"Kerja tim harus dikenalkan kembali agar tidak canggung. Kita siapkan mereka ke depan hidup normal. Ide dan kreatifitas harus dipacu," ucapnya.

Sementara itu, Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin menambahkan, peran media dalam membangun Kota Semarang sangat penting.

Sayang perempuan dan anak menjadi program pemerintah pusat. Pemkot pun mencoba agar kekerasan terhadap anak bisa dikendalikan.

Baca Juga: Sambut Peringatan Maulid Nabi, Masyarakat Kaliwungu Gelar Tradisi Weh-wehan

Meski Kota Semarang telah mendapatakan penghargaan pengarustamaan gender, menurutnya, perempuan dan anak tetap menjadi perhatian Pemkot.

"Penghargaan sebagai bonus. Kami bergerak tujuannya dalam rangka membangun kebersamaan, kita harus perhatikan perempuan dan anak agar mereka hidup happy tanpa ada kekerasan," tuturnya.***

Editor: Miftah Rizzi

Sumber: Humas Pemkot Semarang

Tags

Terkini

Terpopuler