Network
SINARJATENG.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Ferry Wawan Cahyono mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jateng yang telah meluncurkan program Ayo Rukun.
Tentunya diharapkan oleh semua pihak termasuk dari kalangan anggota dewan, program tersebut dapat mencegah dan menangani kekerasan di satuan pendidikan di Jawa Tengah.
Lebih lanjut, untuk mengantisipasi agar peristiwa perundungan atau bullying itu tidak terjadi lagi di lembaga pendidikan.
Baca Juga: Ferry Wawan Cahyono Ajak Generasi Muda untuk Siap Hadapi Tantangan dan Perubahan yang Cepat
Politisi Partai Golkar itu juga menilai bahwa pemahaman nasionalisme dan nilai-nilai pancasila sangat penting untuk ditanamkan kepada guru, siswa, dan seluruh civitas akademik.
"Perlu adanya pemahaman nasionalisme dan nilai-nilai pancasila yang selalu ditanamkan," imbuhnya.
Dengan begitu, nantinya seseorang akan semakin menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan meskipun memiliki perbedaan.
Selain itu, bahwa momentum Hari Guru Nasional (HGN) 25 November 2023 harus menjadi momen pengingat semua pihak agar meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru di Indonesia termasuk di Jateng.
"Kita mendorong peningkatan kualitas, kemampuan, dan kesejahteraan para guru agar mereka bisa melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa terbebani persoalan-persoalan yang lain," ujarnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana resmi meluncurkan program Ayo Rukun. Program itu untuk mencegah dan menangani kekerasan di satuan pendidikan.
"Kami me-launching program Ayo Rukun, dalam rangka mencegah dan menangani kekerasan dan bullying di sekolah-sekolah,” kata Nana Sudjana.
Melalui program itu, imbuhnya, diharapkan tidak ada lagi kekerasan di sekolah, sehingga para siswa dapat belajar dengan aman, nyaman, dan menyenangkan.
Dijelaskan, program Ayo Rukun merupakan implementasi dari Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023, tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
Ayo Rukun merupakan akronim dari Aksi Gotong Royong Berantas untuk Kekerasan dan Perundungan. Saat ini sudah ada 19 sekolah yang menerapkan program tersebut, dan masih akan bertambah.
“(Anak-anak) Ini kader kita ke depan. Mereka akan menjadi pimpinan-pimpinan di negara ini. Maka kita harus betul-betul memberikan rasa aman, nyaman, dan menyenangkan di sekolah,” pungkasnya. (Adv)***
