Subroto, menekankan pentingnya wicara, wirasa, wirama dan wiraga saat menjadi pranatacara dan pamedhasrsabda. Wicara, yaitu menggunakan bahasa yang tepat. Wirasa, yakni memahami arti bahasa, wirama, yaitu irama dan wiraga yakni tata krama, lanjutnya.
Pelatihan ini, diadakan selama dua hari. Di hari pertama, diajarkan terlebih dahulu mengenai teori dalam Pranatacara dan Pamedarsabda.
Selain itu, juga memaparkan beberapa contoh redaksi yang biasa dipakai dalam uluk salam, pitepangan, puji syukur, pamungkas, atur pasrah calon temanten kakung, atur panampi pasrah calon atau temanten kakung.
Di hari selanjutnya, perserta bersama dengan tim, melakukan latihan dan uji pranatacara dan pamedhasrsabda sesuai pakem dan adat yang ada.
Semua peserta yang hadir dipersilahkan untuk belajar mempraktekkan berbagai macam pranatacara seperti pasrah calon/pengantin, penampi pasrah calon/pengantin, dan sebagainya.
Baca Juga: Kembangkan Kualitas SDM, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Teken Mou dengan PWI Jateng
Kepala Laboratorium Yuli Nur Khasanah, M.Hum, menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa dan mahasiswi yang telah mengikuti pelatihan selama 2 hari, diharapkan nantinya akan bermanfaat di masyarakat.
"Dapat mengenalkan budaya Jawa terutama di kalangan civitas akademika Universitas Walisongo Semarang," pungkasnya.***