SINARJATENG.COM - Bulan Ramadan 1442 H telah memasuki sepuluh hari terakhir, dan umat muslim berlomba-lomba untuk lebih banyak beribadah.
Keutamaan sepuluh hari terakhir bulan Ramadan yakni mendapatkan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Rasulullah SAW telah menunjukkan betapa pentingnya sepuluh hari terakhir pada Bulan Ramadan. Dalam Shahih Muslim, Sayidah Aisyah ra mengaku menyaksikan Nabi beribadah selama Ramadhan hingga menjelang Subuh.
Bahkan, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW selalu membangunkan keluarganya dalam sepuluh malam terakhir.
Banyak ibadah dan amalan yang dapat dilakukan untuk dapat semakin dengan Lailatul Qadar. Dilansir daru NU Online, berikut tiga amalan dan ibadah yang dapat dilakukan pada sepuluh malam terakhir di Bulan Ramadan.
Sedekah
Memperbanyak sedekah menjadi salah satu amalan yang dapat dilakukan pada sepuluh hari terakhir Bulan Ramadan.
Perhatikan lingkungan sekitar dan utamakan sedekah dengan orang terdekat yang membutuhkan. Misalnya bersedekah dengan memenuhi kebutuhan sesama, khususnya kerabat dan tetangga.
Sedekah dalam bentuk lain yang dapat dilakukan yakni menyediakan makanan untuk berbuka puasa bagi orang yang tengah menjalankan ibadah puasa.
Meskipun hanya menyediakan segelas air, jika diberikan pada orang yang membutuhkan maka akan menjadi manfaat.
Membaca Al-Quran
Membaca Al-Quran di Bulan Ramadan akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Usahakan perbanyak membaca Al-Quran di mana saja dan kapan saja, dan di tempat yang bebas najis.
Baca Juga: Kasus Mafia Tanah di Jateng, Koalisi LSM Minta Polisi untuk Segera Tangkap Para Tersangka
Waktu yang lebih baik untuk membaca Al-Quran yakni di akhir malam sebagaimana dijelaskan Imam Syarofuddin An-Nawawi. Secara lebih khusus, membaca Al-Qur'an yang paling baik di siang hari adalah setelah shalat shubuh.
Membaca Al-Quran di malam hari lebih utama daripada siang hari karena dapat lebih fokus sebagaimana dijelaskan Syekh Sayid Abu Bakar Syatha dalam I’anatut Thalibin.
Memperbanyak iktikaf
Menurut KBBI Iktikaf yakni diam beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu (sambil menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.).
Rasulullah SAW menjadikan iktikaf sebagai bentuk meningkatkan ibadah di malam sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Di tengah kondisi pandemi COVID-19, iktikaf dapat dilakukan di rumah. Sebagian ulama mazhab Syafi’i memperbolehkan iktikaf di rumah dengan syarat berada di ruangan yang dikhususkan untuk salat.
Selain ketiga amalan di atas, dari keterangan Ibnu Jarir, selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan Rasulullah SAW kendi dan membersihkan diri, merapikan pakaian serta memakai wangi-wangian menjelang waktu isya. Hal ini dilakukan dengan harapat mendapatkan malam Lailatul Qadar.***