"Untuk itu, pembinaan teritorial TNI AD yang senantiasa mendukung program pembangunan fisik maupun non-militer fisik perlu disinergikan dengan pemberitaan media massa di seluruh tanah air. Sehingga timbul komitmen bersama dalam membangun bangsa Indonesia," katanya.
Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh menambahkan komunikasi yang terputus pun dianggap berbahaya. Oleh karenanya media harus menjadi penyambung informasi agar berita hoaks bisa tertangani dengan baik karena masyarakat pada akhirnya bisa menyambung informasi.
Baca Juga: Menyoal Pilkada Serentak 2020, Meski Ada Potensi Kerawanan Polri Optimis Akan Sukses
"Media massa pun harus menjadi salah satu sarana dalam memenuhi janji kemerdekaan. Hal ini tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah," ucap Nuh di tempat yang sama.
Menurut Nuh media massa pun harus bisa melindungi masyarakat terhadap berita hoaks yang kini sangat mudah menyebar. "Selain itu media harus bisa mencerdaskan. Caranya adalah informasi yang disampaikan adalah informasi yang kredibel berbasis data. Jika tidak kredibel dan berbasis data maka itu pembodohan," ucapnya.
Di lain hal Nuh juga menambahkan Indonesia ini diperumpamakan sebagai spektrum cahaya putih. Cahaya putih ini adalah gabungan dari semua warna yang ada. "Jika salah satu spektrum cahayanya hilang maka itu bukan Indonesia. Karenanya kita harus paham perbedaan," katanya.
Baca Juga: Tiga Fokus Penanganan Darurat Covid-19, Salah Satunya Darurat Pendidikan
Pada kesempatan tersebut hadir pula Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Prof Dr Widodo Muktiyo. Dosen Fikom Universitas Padjajaran, Abie Besman.***