Pakar Epidemologi : Hindari Acara Makan Bersama Karena Berpotensi Terjadi Penularan Covid-19

- 26 Oktober 2020, 17:20 WIB
ILUSTRASI virus corona Covid-19.*
ILUSTRASI virus corona Covid-19.* /pixabay

SINARJATENG.COM - Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan. 

Mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 Covid-19).

Baca Juga: Peduli Covid-19, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Bagikan Seribu Masker di Pasar dan Jalan Raya

Wildan Asfan, Pakar Epidemologi, mengimbau masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan khususnya pada acara makan bersama karena berpotensi terjadinya penularan Covid-19.

Masyarakat wajib mengetahui cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala Covid-19 sama sekali sangat kecil kemungkinannya.

Namun, banyak orang yang teridentifikasi Covid-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal penyakit.

Baca Juga: Acara Hajatan Dianggap Melanggar Protokol Kesehatan Kursi Ditata Ulang

"Penularan bisa terjadi pada tiga cara, pertama lewat droplet, batuk atau bersin dan sebagainya, atau ngobrol. Dalam kondisi seperti ini kita sedang makan, masker dibuka, tapi jangan ngobrol supaya tidak ada percikan. Karena saat makan sambil berbicara akan ada percikan yang sampai ke makanan," kata Wildan dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin.

Menurut dia, pada jarak yang dekat saat makan bersama juga perlu diwaspadai jangan banyak mengobrol, tidak menyentuh yang sudah terkontaminasi, ini jika acara makan di ruangan tertutup, dan ada yang berkumpul, lebih baik pintunya dibuka sehingga konsentrasinya bisa berkurang.

Ia mengatakan walaupun diterapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) di beberapa daerah, jika tidak mematuhi protokol kesehatan, akan tetap saja penyebaran Covid-19 masih terus terjadi.

Baca Juga: Ronaldinho positif COVID-19

"Karena itu, jika perlu dihindari atau masyarakat agar tetap waspada terhadap penularan Covid-19 itu dan jangan sampai diabaikan, sebab dengan masih banyaknya berkumpul bersama, di kafe dan rumah makan, potensi penularan Covid-19 cukup besar," katanya.

Ia menyebutkan bahwa penyebaran Covid-19 di Riau hampir 20 persennya tertular dari Orang Tanpa Gejala (OTG), bagi masyarakat yang tidak sadar dan masih abai, maka akan tertular, terutama bagi orang yang imunnya tidak kuat, akan cepat tertular Covid-19 itu.

Namun, dengan memakai masker dan selalu mencuci tangan serta menjaga jarak, katanya, akan mengurangi tertularnya Covid-19.

Baca Juga: Presiden Sebut Pandemi COVID-19 Tidak Hambat Pemerintah Lakukan Reformasi Struktural

"Di Riau ini posisi penyebaran virus corona mencapai 19,9 persen atau hampir 20 persen, berarti pada setiap 100 orang akan ada 20 OTG," katanya.

Jika diperkirakan dalam suatu ruangan ada 50 orang, di dalamnya ada 10 OTG.

"Kita tidak tahu yang mana orangnya. Oleh karena itu, perlu diterapkan perilaku dengan memakai masker dan menganggap semua orang yang ada di dalam ini adalah OTG agar penularan langsung bisa terhindar.

Baca Juga: Tekanan Luar Biasa, Membuat Nakagami Lakukan Kesalahan Besar

Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi Covid-19. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

 

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x