Fenomena Super Blood Moon Akan Terlihat di Indonesia, Jangan Terlewat dan Catat Waktunya

- 21 Mei 2021, 16:24 WIB
Bulan purnama terang memerah dan besar saat fajar jelang terjadi gerhana bulan dan fenomena Supermoon terlihat di atas langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin 21 Januari 2019
Bulan purnama terang memerah dan besar saat fajar jelang terjadi gerhana bulan dan fenomena Supermoon terlihat di atas langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin 21 Januari 2019 /ANTARA FOTO/Rahmad/hp/pri.

SINARJATENG.COM - Fenomena langka Super Blood Moon akan kembali terjadi di Indonesia pada Rabu, 26 Mei 2021.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan fenomena Super Blood Moon akan terjadi dalam beberapa fase.

Dimulai sejak fase awal yakni P1, kemudian U1, U2, Puncak, U3, U4 hingga fase akhir P4 dengan total durasi 5 jam 5 menit dan 2 detik.

Baca Juga: Pemkab Pekalongan Kembali Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK

Fase puncak gerhana bulan dapat diamati mulai pukul 18.18.43 WIB, 19.18.43 WITA, dan 20.18.43 WIT di seluruh wilayah Indonesia kecuali di sebagian kecil wilayah Riau, bagian Suatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh.

Triyono mengungkapkan, puncak fenomena Super Blood Moon hanya akan berlangsung selama 18 menit.

“Sedangkan proses gerhana totalnya, sejak fase total (U2), puncak total hingga akhir fase total (U3) akan berlangsung selama 18 menit 44 detik,” ujarnya.

Baca Juga: Masih Buron, Polres Pemalang Buru Pelaku Pencabulan Anak Dibawah Umur

Triyono menjelaskan gerhana bulan total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Sedangkan warna merah yang terlihat ketika gerhana terjadi saat bulan berada di di umbra bumi. Akibatnya saat puncak gerhana bulan total terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah yang terkenal dengan istilah Blood Moon.

Ia menambahkan, ukuran bulan yang terlihat lebih besar dikarenakan posisi bulan sedang berada di jarak terdekat dengan Bumi.

“Sementara karena posisi bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (perigee), maka bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut Super Moon,” terangnya.

Baca Juga: PSIS Semarang Kembali Laksanakan Latihan Jelang Persiapan Hadapi Kompetisi Liga 1 2021

Ketika gerhana bulan pada 26 Mei 2021, posisi bulan berada di perigee sekaligus pada jarak yang terdekat dengan bumi.

"Gerhana Bulan total tanggal 26 Mei 2021 dikenal juga dengan Super Blood Moon, karena terjadi saat bulan di perigee bulan berada di jarak terdekat dengan bumi,” jelasnya.

Gerhana bulan total dapat disaksikan langsung oleh masyarakat jika kondisi cuaca cerah-berawan dan disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kacamata khusus gerhana.

Baca Juga: Ada Video Diduga Seorang Kadus Sedang Beradegan Mesum Viral di Kendal

Triyono memperingatkan masyarakat yang berada di pesisir untuk waspada terhadap pasang air laut ketika Super Blood Moon berlangsung.

“Masyarakat yang berada di pesisir atau pinggir laut (pantai) perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya,” pungkasnya.

Super Blood Moon atau bulan darah terakhir terlihat di Indonesia pada 31 Januari 2018. Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt.***

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah