Ia menambahkan, ukuran bulan yang terlihat lebih besar dikarenakan posisi bulan sedang berada di jarak terdekat dengan Bumi.
“Sementara karena posisi bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (perigee), maka bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut Super Moon,” terangnya.
Baca Juga: PSIS Semarang Kembali Laksanakan Latihan Jelang Persiapan Hadapi Kompetisi Liga 1 2021
Ketika gerhana bulan pada 26 Mei 2021, posisi bulan berada di perigee sekaligus pada jarak yang terdekat dengan bumi.
"Gerhana Bulan total tanggal 26 Mei 2021 dikenal juga dengan Super Blood Moon, karena terjadi saat bulan di perigee bulan berada di jarak terdekat dengan bumi,” jelasnya.
Gerhana bulan total dapat disaksikan langsung oleh masyarakat jika kondisi cuaca cerah-berawan dan disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kacamata khusus gerhana.
Baca Juga: Ada Video Diduga Seorang Kadus Sedang Beradegan Mesum Viral di Kendal
Triyono memperingatkan masyarakat yang berada di pesisir untuk waspada terhadap pasang air laut ketika Super Blood Moon berlangsung.
“Masyarakat yang berada di pesisir atau pinggir laut (pantai) perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya,” pungkasnya.
Super Blood Moon atau bulan darah terakhir terlihat di Indonesia pada 31 Januari 2018. Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt.***