Menurutnya, dengan memanfaatkan IoT yang dimiliki Holding BUMN Farmasi tersebut, seperti barcode 2 dimensi, GPS, sensor suhu ruangan penyimpan vaksin dan armada distribusi, serta sejumlah infrastruktur lainnya, maka upaya peningkatan dan percepatan dapat dilakukan.
“Ada sistem sensor behaviour yang memantau gerakan armada, kondisi kendaraan, dan personel pengantar vaksin, baik saat pengiriman vaksin mulai dari gedung distribusi Bio Farma secara realtime, hingga titik akhir pengantaran ke Dinkes (dinas kesehatan) Provinsi, Kota/Kabupaten, atau Faskes (fasilitas kesehatan),” katanya menerangkan.
Baca Juga: PSBB Jateng Siap Diterapkan Mulai 11-25 Januari 2021
Di samping itu, Erick Thohir juga mengapresiasi penggunaan IoT untuk memonitor produksi, suhu di tempat penyimpanan hingga truk pengiriman, dan distribusi vaksin secara akurat dan real-time.
“Tidak hanya urusan penyediaan dan produksi, yang juga menjadi misi penting Bio Farma adalah menjaga mutu dan ketepatan waktu hingga pengiriman terakhir ke seluruh provinsi,” katanya menerangkan.
“Jangan sampai gagal. Ini demi Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Sabun Muka Arang Produksi Lokal Mampu Bersihkan Wajah dari Polusi
Dilansir dari Pikiran Rakyat dengan judul Erick Thohir ke Bandung, Minta Bio Farma Tingkatkan Kemampuan hingga Kapasitas Produksi Vaksin, Seperti diketahui, pemerintah Indonesia telah menganggarkan pengadaan vaksin corona mencapai Rp73 triliun.
Sekira 400 juta dosis vaksin corona bakal didatangkan oleh pemerintah dari empat perusahaan vaksin antara lain Sinovax, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech Pfizer.***