Menyoal Pemberdayaan Pesantren, Kemenag Gandeng Kementan dan Swasta

- 20 Desember 2020, 21:54 WIB
Waryono Abdul Ghafur saat meninjau budi daya tanaman Porang oleh pesantren di Pandeglang, Sabtu 19 Desember 2020.
Waryono Abdul Ghafur saat meninjau budi daya tanaman Porang oleh pesantren di Pandeglang, Sabtu 19 Desember 2020. /kemenag.go.id

SINARJATENG.COM - Disampaikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghafur bahwa Kemenag akan mengintensifkan koordinasi dan sinergi dengan Kementerian Pertanian (Kementan).

Hal itu dilakukan Kemnag untuk memberdayakan potensi pertanian pesantren. Kemenag juga akan menggandeng pihak swasta.

Hal ini disampaikan Kemenag saat meninjau budi daya tanaman Porang oleh pesantren di Pandeglang, Sabtu 19 Desember 2020.

Baca Juga: Harumkan Nama Bangsa, Mahasiswa FTUI raih Best Presenter International Tentang Evaluasi PJJ

"Kemenag mendukung fungsi pesantren dalam hal pemberdayaan masyarakat sebagaimana diamanatkan UU Pesantren. Pihaknya akan bekerja sama lintas lembaga, kementerian maupun swasta," ujarnya.

"PD Pontren sudah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Kementerian Pertanian, agar dapat mensupport pesantren sebagai bagian dari lembaga yang memiliki andil dalam program ketahanan pangan," lanjutnya.

Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP) Banten bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Banten dan Insan Tani dan Nelayan (INTANI) membudidayakan tanaman Porang. Porang merupakan tanaman yang bisa dipanen dengan jangka waktu 12 bulan.

Baca Juga: Enam Kado Spesial yang Cocok untuk Diberikan di Hari Ibu pada 22 Desember

Tanaman ini merupakan bahan baku alternatif untuk membuat mi instan, kosmetik, dan lain-lain. Porang merupakan komoditas ubi-ubian yang memiliki nilai jual tinggi dan dibutuhkan oleh masyarakat dunia, sehingga layak untuk diekspor.

Penyuluh budidaya Porang dari Dinas Pertanian Banten menyampaikan bahwa karena waktu panen yang cukup lama, penanaman Porang biasanya disertai dengan tanaman tumpang sari seperti cabe, singkong, dan terong. Sehingga, meski Porang belum dapat dipanen, petani sudah terlebih dahulu memanen tanaman yang menyertainya.

Karena nilai jualnya yang tinggi dan dapat tumbuh bersama tanaman lain yang juga memiiki nilai ekonomis, budidaya Porang mulai diminati masyarakat, termasuk kalangan pesantren.

Baca Juga: Bukan Hanya Jeruk, Sayur dan Buah Ini Juga Punya Kandungan Tinggi Vitamin C

Ketua Presidum FSPP, KH Sulaiman Effendi mengemukakan, pihaknya menanam Porang dalam rangka memberdayakan para santri dan menguatkan kemandirian pesantren. "Sehingga, santri bukan sekadar bisa mengaji tapi juga mampu menyiapkan masa depan dirinya dari sisi ekonomi,” ujarnya.

FSPP bertrerimakasih kepada Dinas Pertanian karena selain membina dan mendidik budidaya Porang dan tanaman produktif lainnya, juga memberikan lahan garapan. Pemprov juga menjadikan UPT Dinas Pertanian sebagai laboratorium dan tempat pelatihan santri dalam bidang pertanian dan peternakan.

Lebih lanjut, Kyai Sulaeman menuturkan bahwa pihaknya masih sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah. Sebab, saat ini baru bisa melakukan penanaman Porang seluas 12 Ha dari target 80 Ha. Target tersebut belum terpenuhi karena mahalnya bibit Porang, mencapai Rp300ribu per kilo, dan lamanya proses panen.

Baca Juga: 10 Quotes Selamat Hari Ibu, Bisa Jadi Ucapan Romantis di Sosial Media

“Kami sangat membutuhkan support pemerintah agar bisa mendapatkan tambahan modal budidaya porang ini,” tambah Ketua Presidium FSPP Banten tersebut.

Budidaya porang oleh pesantren di Pandeglang ini didukung sepenuhnya oleh Dinas Peternakan dan Pertanian Provinsi Banten. Menurut Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bantren Agus M. Tauhid, melalui arahan dari Gubernur Banten, pihaknya telah menghibahkan lahan seluas 8 Ha kepada Pesantren untuk Budidaya Porang. Dinas juga akan membantu mendampingi agar program budidaya Porang ini sesuai standar teknis dari penanaman hingga panen.

“Alhamdulillah melalui arahan Pak Gubernur, kami telah menghibahkan 8 Ha lahan untuk budidaya Porang. Kami akan terus memberikan pendampingan agar budidaya ini berhasil,” tutup Agus.

Baca Juga: Gelar Wisuda Secara Maraton, UMSU Tetap Terapkan Prokes dengan Ketat

Kunjungan lahan pertanian budi daya porang ini diadakan sebelum acara Seminar dan Refleksi Akhir Tahun: Memperkokoh Jati Diri Lembaga Tafaqquh fid Din dan Penggerak Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas'. Kegiatan ini berlangsung dua hari, 18 - 19 Desember 2020, di Pesantren al-Mizan 2.

Kunjungan ini selain disertai oleh segenap pengurus Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP), juga dihadiri Ketua Umum INTANI sekaligus Asisten Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan, Guntur Subagja, dan Presiden Indonesia-Saudi Arabia Business Council (ISABC) Hasan Gaido.***

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah