Bukan Hanya Menyerang Lansia, Kaum Muda juga Bisa Terkena Hipertensi

28 Februari 2021, 22:30 WIB
Ilustrasi tekanan darah tinggi atau hipertensi. /PIXABAY/Geraldoswald62

SINARJATENG.COM - Seiring berkembangnya waktu dan pola hidup yang semakin modern, penyakit hipertensi atau darah tinggi bukan lagi penyakit yang ekslusif untuk orang lanjut usia saja.

Saat ini, hipertensi juga menyerang pada usia muda biasanya masuk dalam kategori hipertensi sekunder yang terjadi akibat penyebab tertentu yang berhubungan dengan penyakit di dalam tubuh.

Hal itu dijelaskan kembali oleh President of Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dokter spesialis penyakit dalam, Tunggul D. Situmorang, Jumat, 26 Februari 2021.

Baca Juga: Redakan Stres Hingga Penyakit Asma, Berikut Manfaat Daun Mint yang Jarang Diketahui

"Misalnya penyempitan pembuluh darah ginjal, dengan memperbaikinya tekanan darah akan terkontrol tanpa obat," ujarnya.

Hipertensi pada kategori ini hanya terjadi pada sebagian kecil orang, termasuk di kalangan anak-anak yang penyebabnya bisa dicari untuk kemudian diobati.

Sementara itu, hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebab langsung tidak diketahui, salah satunya ada riwayat keturunan hipertensi pada anggota keluarga lain.

Baca Juga: Begini 5 Cara Jaga Kesehatan Usus Agar Tubuh Tetap Bugar

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane pada Oktober lalu menyebutkan ada kecenderungan penderita penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada usia yang lebih muda.

Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular sudah meningkat pada usia 10-15 tahun.

Selain terdapat warisan genetik dari orang tua kepada anaknya, pola hidup dan pola makan tidak sehat yang dilakukan oleh orang tua beserta juga anaknya bisa memunculkan kecenderungan penyakit yang sama.

Baca Juga: Bawang Putih dan Jahe Bisa Ampuh Cegah Penyakit Kanker

Salah satu gaya hidup sehat yang bisa diterapkan adalah membatasi asupan makanan yang asin. Sekretaris Jendral Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dokter Eka Harmeiwaty, menganjurkan untuk membatasi asupan makanan mengandung garam. Periksa label kemasan makanan, terutama untuk orang yang gemar menyantap makanan siap saji yang umumnya tinggi kandungan garam.

Menjaga makanan anak juga membantu mencegah hipertensi sedini mungkin. Eka menekankan kepada orangtua untuk selalu memantau asupan makanan anak. Tidak ada salahnya untuk mencicipi dulu jajanan anak, siapa tahu camilan tersebut punya kadar garam yang tinggi. Prinsipnya, bila sudah terasa asin berarti kadar garamnya sudah berlebihan.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler