Begini Cara Kerja Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19

13 Februari 2021, 21:27 WIB
Karyawan Pindad turut melakukan donor plasma konvalesen di Unit Donor Darah PMI Kota Bandung pada Rabu, 10 Februari 2021. /Humas Pindad/

SINARJATENG.COM - Proses penyembuhan tubuh dari serangan virus Covid-19 kini dapat disembuhkan dari proses terapi plasma konvalesen.

Terapi plasma konvalesen belakangan ini menjadi perbincangan publik.t Trapi plasma konvalesen merupakan jenis terapi yang berasal dari plasma atau cairan darah yang mengandung antibodi dari seorang penyintas Covid-19 yang digunakan dalam proses penyembuhan Covid-19.

Sejumlah tokoh publik bahkan pejabat negara melakukan terapi donor plasma konvalesen tersebut.

Baca Juga: Usai Adanya Program Asimilasi Covid-19, 5.000 Napi Dibebaskan

Menanggapi hal itu, dr Ni Ken Ritchie, M.Biomed (Kepala Unit Donor Darah PMI Provinsi DKI Jakarta) memberikan penjelasan mengenai terapi plasma konvalesen Covid-19.

Ia menjelaskan bahwa penggunaan plasma konvalesen ini belum bisa diterapkan secara luas, sebab keefektifannya masih menunggu hasil uji klinis dari pihak rumah sakit.

“Belum diketahui, karena penelitian uji klinis nya belum selesai, jadi kita belum tahu sebenarnya benar-benar efektif atau tidak, tujuan kita mengumpulkan donor plasma ini untuk mensukseskan juga uji klinis, melihat keefektivitasannya,” ungkap dokter Ni Ken, saat dihubungi via telepon oleh PMJNews, Kamis 11 Februari 2021.

Baca Juga: Merapi Keluarkan Guguran Lava, Apabila Meletus Lontaran Material Jangkau Radius Tiga Kilometer dari Puncak

“Wah, (berapa lamanya) itu semua tergantung dari tim penelitinya, tim penelitinya ada di rumah sakit, dan kami PMI ini membantu mengumpulkan plasmanya,” sambungnya.

Ni Ken kembali menjelaskan untuk penerima donor plasma konvalesen ini juga belum ditentukan syarat ataupun kriterianya karena masih menunggu hasil uji atau penelitian final dari rumah sakit. Namun, harapannya plasma konvalesen ini akan diberikan kepada para pasien Covid-19 yang belum berada dalam kondisi kritis, agar tidak mengalami kondisi kritis lebih lanjut.

Mengenai persyaratan untuk pendonor, Ni Ken merincikan secara lengkap apa saja yang harus diperhatikan sebelum melakukan donor plasma konvalesen, hampir serupa dengan syarat donor darah biasa.

Baca Juga: Gelar Forum, BRI Bandung Beri Apresiasi Peran Mantri

“Kalau syarat donornya ya pasti dia harus pernah sakit Covid-19, ada hasil swab positif, kemudian sudah sembuh dan ada hasil juga dari surat swab yang menyatakan negatif atau surat keterangan langsung dari fasilitas layanan kesehatan, puskesmas atau rumah sakit. Karena ada kriteria dan gejala yang harus dirasakan oleh pendonornya sebelum menjadi pendonor plasma konvalesen, nggak bisa semua penyintas bisa jadi pendonor plasma dan ada pemeriksaan antibodi yang harus dipenuhi oleh si penyintasnya,” lanjut Ni Ken.

“Ada pasien yang tidak bergejala, kadar antibodinya rendah sehingga tidak bisa atau lolos jadi donor plasma, diprioritaskan laki-laki, tidak memiliki penyakit berat, seperti darah tinggi atau gula, jantung, stroke, usia 17-60 tahun seperti donor darah biasa, lalu berat badan di atas lebih 55 kg,” tuturnya.

Terakhir, Ni Ken menegaskan bahwa proses donor plasma ini menggunakan mesin bernama averensis, yang mana hanya mengambil plasma dari pendonor saja, sementara sel darah merah akan dikembalikan lagi ke dalam tubuh pendonor.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler