Soal Pelatihan Teroris Muda JI, Irjen Pol Argo Yuwono: Merakit Bom dan Dapat Sumbangan Anggota Aktif

29 Desember 2020, 19:53 WIB
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono beri keterangan perekrutan generasi muda JI. /Dok. PMJ News

SINARJATENG.COM – Tersangka Joko Priono, menyampaikan suatu pengungkapan dirinya sebagai pelatih di dalam organisasi Jamaah Islamiyah (JI).

Hal itu berhasil didapat Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Argo Yuwono.

Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan bahwa para anggota muda dilatih hingga mengetahui bagaimana caranya menggunakan senjata tajam, baik dalam bentuk pedang hingga samurai.

Baca Juga: Berdasarkan Studi, Kecanduan Nikotin Dapat Terjadi pada Perokok Ringan

Bahkan pelatihan itu berupa simulasi yang dilakukan untuk anggota muda Jamaah Islamiyah agar mampu merakit bom.

Irjen Pol Argo Yuwono menyebut, pelatihan berlangsung selama enam bulan untuk kemudian dikirimkan ke Suriah, bergabung bersama teroris di sana.

Sesampainya di Suriah, para anggota muda Jamaah Islamiyah ini akan bergabung bersama kelompok Jabhad Al-Nusra, yang berafiliasi dengan jaringan teroris Al-Qaeda.

Baca Juga: Angka Kematian Pasien Covid-19 di Karawang Tinggi, Pemkab Siapkan Kawasan Pemakaman Khusus

Demikian disampaikan Kabid Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono dalam konferensi pers pengungkapan kasus terorisme jaringan Jamaah Islamiyah, di Bareskrim Polri pada Senin, 28 Desember 2020.

"Di Suriah dilakukan pelatihan militer caranya menggunakan senjata api, laras panjang, dan pistol sampai merakit bom sebelum diterjunkan dengan perang yang nyata di sana," ungkap Irjen Pol Argo Yuwono.

Kata Irjen Pol Argo Yuwono, keterangan ini berhasil diperoleh dari salah satu tersangka yang kini sudah divonis 5 tahun kurungan penjara, yakni Hafiz, salah satu murid Joko Priono alias Karso.

Baca Juga: Penutupan Ruas Jalan Tekan Kerumunan dan Keramaian Tahun Baru di Tasikmalaya

Hafiz sudah berangkat ke Suriah sejak tahun 2015. Dia mengikuti pelatihan pada 2013 di Suriah selama 1 tahun 10 bulan.

"Di sana ada pelatihan yang diberikan sebelum terjun langsung ke medan peperangan," ujarnya.

Pendanaan jaringan teroris Jamaah Islamiyah

Baca Juga: 5 Kecamatan ini Sumbang Kasus Covid-19 Terbanyak, Pemkab Karawang Berlakukan PSBM dan Jam Malam

Joko Priono alias Karso, kata Irjen Pol Argo Yuwono Jamaah Islamiyah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp65 juta per bulan.

Dana tersebut digunakan untuk membayar akomodasi pelatih, makan selama proses pelatihan anggota muda dan juga membeli obat-obatan.

"Kemarin kami sudah menanyakan ke Karso, bahwa setiap bulan itu mengeluarkan Rp65 juta untuk pelatih, makan selama pelatihan, dan beli obat-obatan," kata Irjen Pol Argo Yuwono.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Tinggi, Pemkab Garut Tekan Keramaian Malam Tahun Baru dan Tutup Alun-alun

Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, Jamaah Islamiyah juga mengeluarkan Rp300 juta untuk anggota muda yang akan berangkat ke Suriah bagi 10-12 anggotanya.

Ketika penyidik menanyakan sumber pendanaan tersebut, Karso menjelaskan kalau dana yang dikumpulkan Jamaah Islamiyah berasal dari infak dan sumbangan sukarela dari setiap anggota aktif yang jumlahnya sebanyak 6.000 orang.

"Ini uang dari mana? Tentunya bahwa tersangka menjelaskan pertama adalah dari infak, kemudian dari anggota yang aktif sekitar 6.000 kalau diumpamakan Rp100 ribu kali 6.000 sudah Rp600.000.000. Itu Pak Karso mengilustrasikan itu. Anggaran yang didapatkan ini tidak semua digunakan tapi juga dipersiapkan untuk gelombang selanjutnya," kata Irjen Pol Argo Yuwono. Sebagaimana dikutip dari Pikiran Rakyat berjudul Terkuak! Anggota Muda Jamaah Islamiyah Dilatih Menggunakan Sajam hingga Merakit Bom.

Baca Juga: Subang Jadi Daerah Patuh Masker Ditengah Zona Merah Jabar

Ditanya apa jenis pekerjaan 6.000 anggota Jamaah Islamiyah tersebut, Argo Yuwono belum bisa memberikan keterangan dengan rinci lantaran berkaitan dengan proses penyidikan Densus 88 yang saat ini masih berlangsung.

Namun yang pasti banyak di antara mereka merupakan wirausaha. Anggota Jamaah Islamiyah ini juga dinilai sangat loyal. Artinya, tidak hanya menyumbangkan dana sebesar Rp100 ribu sesuai ilustrasi yang disampaikan Karso.

"Kita belum bisa menyebutkan satu per satu," ujar Irjen Pol Argo Yuwono.***

Editor: Anto Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler