Renggut Nyawa Nakes, Data Nyata Kematian Akibat COVID-19 Dari Tim Mitigasi PB IDI 5 Desember 2020

5 Desember 2020, 23:22 WIB
Ilustrasi Covid-19. / /Pixabay/PabitraKaity.

SINARJATENG.COM - Dari Maret hingga Desember ini, terdapat total 342 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19, yang terdiri dari 192 dokter dan 14 dokter gigi, dan 136 perawat.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 89 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi) dan 85 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com melalui Satgas Covid di Covid19.go.id

Data itu dikonfirmasi hari ini, 5 Desember 2020, oleh Tim Mitigasi IDI yang mengumumkan pembaruan data tenaga medis wafat akibat Covid-19.

Baca Juga: Pemerintah Usahakan Vaksin, Masyarakat Lengkapi degan Perketat Prokes 3M

Berdasarkan data provinsi:

- Jawa Timur 39 dokter, 2 dokter gigi, dan 36 perawat,
- DKI Jakarta 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat,
- Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat,
- Jawa Barat 17 dokter, 3 dokter gigi, dan 18 perawat,
- Jawa Tengah 17 dokter dan 21 perawat,
- Sulawesi Selatan 7 dokter dan 3 perawat,
- Banten 7 dokter dan 2 perawat,
- Bali 6 dokter,
- DI Aceh 6 dokter dan 2 perawat, Kalimantan Timur 5 dokter dan 3 perawat,

Baca Juga: Selain Warna dan Rasanya yang Berbeda, Nutrisi Telur Ayam dan Bebek pun Berbeda. Simak Penjelasannya
- Riau 5 dokter,
- DI Yogyakarta 5 dokter dan 2 perawat,
- Kalimantan Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat,
- Sumatra Selatan 4 dokter dan 5 perawat,
- Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat,
- Sulawesi Utara 3 dokter,
- Nusa Tenggara Barat 2 dokter,
- Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat,
- Kalimantan Tengah 1 dokter dan 2 perawat,
- Lampung 1 dokter dan 1 perawat,
- Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat,

Baca Juga: Produktif dan Disiplin 3M, Kunci Cegah Klaster Kantor
- Bengkulu 1 dokter,
- Sulawesi Tenggara 1 dokter dan 2 dokter gigi,
- Papua Barat 1 dokter
- Papua 2 perawat,
- DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat,
- Nusa Tenggara Timur 1 perawat,
- Kalimantan Barat 1 perawat.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN Desember 2020 Untuk 4 Posisi, PT Pelindo Daya Sejahtera Cari Lulusan SMA dan S1

Dikatakan oleh Dr Eka Mulyana, SpOT(K),MKes,SH,MHKes dari Divisi Advokasi dan Hubungan Eksternal Tim Mitigasi PB IDI, bahwa apapun informasi mengenai bahwa Covid-19 adalah hoaks atau hasil konspirasi, namun kenyataannya adalah virus ini benar-benar nyata dan telah memakan nyawa banyak orang dalam waktu yang cepat.

"Kami berharap apabila Anda termasuk orang yang tidak mempercayai adanya Covid ini, namun janganlah mengorbankan keselamatan orang lain dengan ketidakpercayaan tersebut.

Tingginya lonjakan pasien Covid serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M).

Baca Juga: Dukung Ekosistem Kendaraan Hybrid, Pemerintah Jepang Keluarkan Kebijakan Baru di Industri Otomotif

Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri namun juga keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerjasama seluruh pihak, termasuk Anda.

"Kami dari tim mitigasi PB IDI secara khusus juga mengingatkan kepada para teman sejawat tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk waspada dan tetap menjalankan SOP seperti dalam pedoman standar perlindungan dokter di saat melakukan pelayanan dan saat berada di keluarga dan komunitas," katanya.

Sementara itu, dr Weny Rinawati SpPK MARS, anggota Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI mengingatkan para tenaga kesehatan agar tidak menurunkan kualitas APD yang dikenakan.

Baca Juga: Temanggung Raih Juara Utama Ajang Krenova Tingkat Provinsi

"Saat ini standar level APD yang wajib dikenakan oleh para tenaga kesehatan adalah level tertinggi sesuai dengan resiko tempat melakukan pelayanan.

Kami juga berharap agar pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan juga menyediakan APD yang layak bagi para tenaga kesehatan.

Sementara itu bagi para tenaga kesehatan yang berpraktek secara pribadi sebaiknya tetap menggunakan APD level sesuai potensi risiko dalam menangani pasien," lanjutnya.

Baca Juga: Empat Bahaya ini Mengintai Orang yang Tidur Dekat HP, Apa Saja?

Harif Fadhilah, S.Kp, SH, M.Kep, MH selaku Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menjelaskan bahwa sekitar 75 persen perawat yang meninggal akibat Covid umumnya bertugas di kamar rawat inap.

Kemungkinan perawat tertular dari pasien sebelum hasil swab mereka (pasien) keluar dari lab (laboratorium) atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Kami menyadari bahwa para tenaga kesehatan dari berbagai divisi sudah kewalahan menangani lonjakan pasien covid dan hasil swab yang harus diperiksa.

Baca Juga: Kisah Inspiratif dari Sang Garda Terdepan Penanganan COVID-19

Oleh karena itu, kami juga berharap dukungan pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kualitas perlengkapan pemeriksaan kesehatan sehingga bisa diperoleh hasil yang lebih cepat untuk mengurangi angka penularan di fasilitas kesehatan, termasuk pemeriksaan rutin untuk para tenaga kesehatan," ujarnya.

Tim Mitigasi IDI mengimbau agar meski ada masyarakat yang tidak percaya adanya Covid namun mohon agar tetap menjalankan protokol kesehatan agar tidak membahayakan orang lain. dilansir dari Pikiran Rakyat berjudul Kematian Akibat Covid-19 Itu Nyata, Update Data Tim Mitigasi PB IDI 5 Desember 2020

Masyarakat agar menghindari kegiatan berkerumun dan atau yang melibatkan orang banyak seraya tetap menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga: Tinjau Lokasi Banjir, Pemkot Medan Imbau Warga untuk Siaga dan Sabar Hadapi Banjir

Dan para tenaga medis juga kesehatan agar tetap waspada dan tetap menggunakan APD dalam menjalankan tugas.

#3M #ingatpesanibucucitangan #ingatpesanibujagajarak #ingatpesanibupakaimasker #satgascovid-19.***

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler