Pemkab dan Polres Temanggung Lakukan Trauma Healing untuk Pulihkan Kondisi Psikologis

25 Mei 2021, 21:19 WIB
Pemkab dan Polres Temanggung adakan kegiatan trauma healing, khususnya kepada anak anak di Dusun Paponan, Desa Bejen, Senin 24 Mei 2021 /Humas Pemkab Temanggung

 

SINARJATENG.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, (DPPPAPPKB) bekerja sama dengan Polres Temanggung dibantu sejumlah relawan dan LSM menggelar kegiatan trauma healing, khususnya kepada anak anak di Dusun Paponan, Desa Bejen, Senin 24 Mei 2021.

Trauma healing ini digelar untuk menghilangkan trauma atas peristiwa meninggalnya seorang bocah di desa tersebut usai malpraktik rukiah.

Kegiatan yang bertempat di TPQ Paponan tersebut diisi dengan senam, games, dongeng dan crafting bagi anak-anak. Sedangkan bagi ibu-ibu akan dilakukan asesmen dan pendampingan dari psikolog.

Baca Juga: Pemkab Kendal Terpilih Jadi Pilot Project dalam Penerapan Aplikasi 'Srikandi' oleh ANRI

Sapto Ruruh Sulistyo, Kasi PUG Perlindungan Perempuan DPPPAPPKB mengatakan, dampak dari kasus kekerasan tersebut telah membuat ketakutan dan kecemasan bagi masyarakat setempat.

“Kita bersama sama dengan Polsek, relawan, dan LSM, memulihkan trauma anak-anak dan ibu-ibu di sekitar tempat kejadian. Kegiatan ini dianggap perlu, karena sejak ada kejadian tersebut masyarakat ketakutan dan trauma, mereka terus bercerita kejadian tersebut,” terangnya.

Ruruh berharap agar anak-anak bisa bermain dengan teman-temannya tanpa merasa ketakutan dan ibu-ibu bisa menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya.

Baca Juga: Airlangga : Terget Pemerintah 181,5 Juta Penduduk Harus Mendapat Vaksin, Partisipasi Masyarakat Dianantikan

Sementara itu, Kepala Dusun Paponan, Dyah Ratnasari mengaku bahwa dampak dari kejadian tersebut menimbulkan ketakutan dan trauma yang mendalam. Bukan hanya bagi warga yang bersebelahan dengan tempat kejadian, tetapi warga Dusun Paponan secara keseluruhan.

“Banyak warga, khususnya yang dekat tempat kejadian masih trauma dan takut, warga punya ketakutan tersendiri. Apalagi saat menjelang malam banyak warga, khususnya yang rumahnya dekat situ banyak yang mengungsi ke tetangga-tetangganya yang agak jauh,” ungkapnya.

Selaku perangkat desa ia menyambut positif kegiatan trauma healing ini. Harapannya, warga segera bisa melupakan peristiwa tersebut dan ke depan tidak terjadi lagi hal yang sama.

Baca Juga: Dinilai Berkualitas, Konsumsi Pertamax dan Pertamax Turbo di Jateng dan DIY Meningkat

Salah satu peserta trauma healing, Vanis Agita Putri (8th) mengaku senang dan terbantu, rasa takut dan trauma yang dialaminya bisa sedikit dilupakan.

“Saya merasa malu dengan kejadian yang terjadi di daerah saya, semoga jangan pernah ada lagi kejadian seperti kemarin di desa ini,” harapnya.***

Editor: Intan Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler