Network
SINARJATENG.COM - Salah satu program Jepang untuk melepaskan limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nulir Fukushima ke Samudra Pasifik mendapat protes dari Korea Selatan dan Cina. Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional sudah mebuat laporan yang memikul rencana Jepang tersebut.
Awalnya limbah ini dihasilkan oleh gempa bumi yang terjadi pada tahun 2011 silam yang membuat lebih dari 18.000 orang meninggal dan mengakibatkan kericuhan pada pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi.
Baca Juga: Ini yang Dilakukan Mahasiswa KKN UIN Walisongo Manfaatkan Limbah Sampah sebagai Hantaran Pernikahan
Dilansir dari cnbcindonesia.com, mulai dari itu reaktor dibekukan dan terdapat 1,3 juta ton air limbah yang tercemar sudah diolah. Air limbah tersebut sangat banyak sedangkan tanki untuk menampung terbatas dan saat ini sebagian harus dibuang untuk penghentian penggunaan yang sedang berlangsung.
Tokyo Electric Power Company (TEPCO) mengatakan bahwa jumlah limbah yang dibuang pada awalnya sebanyak 7.800 meter kubik. Pembuangan tersebut akan dilakukan selama 17 hari.
Baca Juga: Ada Kenaikan Limbah Medis hingga 30 persen per Hari, Edward: Diminta Hati-hati dalam Penanganannya
Cina dan Korea Selatan memprotes kebijakan tersebut dengan menghentikan kegiatan ekspor makanan laut dari Jepang karena Cina sendiri merupakan pasar ekspor produk laut terbesar dari Jepang yang bernilai sebesar US$600 juta pada tahun 2022.
Tepco selaku perusahaan yang bertanggung jawab atas operasi ini menjelaskan bahwa untuk membuang semua limbah cair dari pebangkit Fukushima Daicii sebanyak 1,3 juta ton membutuhkan waktu selama 30 tahun. Semua limbah tersebut akan diproses melalui filtrasi dan pengenceran sebelum dibuang ke laut.***
