Harga Emas Jatuh Lagi, Catat Rugi Dua Hari Beruntun

30 Oktober 2020, 10:15 WIB
Harga Emas Hari Ini 29 Oktober 2020 di Pegadaian, Logam Mulia Antam Terbaru /PEXELS/Michael Steinberg

SINARJATENG.COM - Harga emas jatuh lagi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tertekan oleh dolar yang lebih kuat dan kurangnya kejelasan tentang kesepakatan stimulus AS, sementara kekhawatiran atas lonjakan kasus COVID-19 dan ketidakpastian menjelang pemilu AS membatasi kerugian.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, merosot 11,2 dolar AS atau 0,6 persen menjadi ditutup pada 1.868 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, Rabu 28 Oktober 2020, harga emas berjangka anjlok 32,7 dolar AS atau 1,71 persen menjadi 1.879,2 dolar AS, setelah menguat 6,2 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.911,9 dolar AS pada Selasa 27 Oktober 2020, dan naik tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.905,70 dolar AS pada Senin 26 Oktober 2020.

Baca Juga: Menristek Pastikan Keamanan Prioritas Nomor Satu kembangkan Vaksin Merah Putih

"Penurunan yang kami lihat pada harga emas adalah karena ada kekhawatiran jangka pendek tentang waktu stimulus disetujui," kata Pendiri Circle Squared Alternative Investments, Jeffrey Sica. Ia menambahkan "penguatan dolar AS berdampak pada emas."

Kepala penasihat ekonomi Presiden Donald Trump mengatakan, pada Kamis 29 Oktober 2020, bahwa kesepakatan apa pun tentang undang-undang bantuan Virus Corona AS telah ditunggu sekarang.

Melemahkan daya tarik emas, indeks dolar naik 0,7 persen mendekati level tertinggi dua minggu terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca Juga: PT LIB: Kompetisi paling aman digelar Februari 2021

“Emas sekarang berada pada level di mana orang dapat mengakumulasi mengingat kekacauan di sekitar pemilu AS, kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi dan situasi Virus Corona. Tren emas masih bullish,” kata Sica.

Emas, yang sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, telah melonjak 24 persen tahun ini di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pandemi.

Tingkat infeksi COVID-19 yang meningkat pesat di Eropa memaksa Prancis dan Jerman untuk memerintahkan negara mereka kembali ke lockdown.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Terima Kedatangan Jemaah Umrah Mulai 1 November

Sementara itu data menunjukkan ekonomi AS tumbuh pada kecepatan yang tak tertandingi di kuartal ketiga dan klaim pengangguran mingguan turun lebih besar dari yang diperkirakan di minggu terakhir.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis 29 Oktober 2020, bahwa produk domestik bruto (PDB) AS meningkat dengan rekor 33,1 persen pada kuartal ketiga.

Laporan klaim pengangguran mingguan menempatkan klaim pengangguran awal di 751.000 pada pekan yang berakhir 24 Oktober, penurunan 40.000 dan penurunan keempat dalam lima bulan terakhir.

Baca Juga: Mahasiswa Iran Gelar Aksi Protes di Depan Kedutaan Besar Prancis

Menjelang pemilu 3 November penantang Demokrat Joe Biden memimpin atas petahana Trump secara nasional, tetapi persaingan lebih ketat di negara bagian-negara bagian yang masih mengambang.

Investor juga mencerna pernyataan dari Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis 29 Oktober 2020, mengatakan akan mempertimbangkan untuk mengubah rencana stimulusnya pada Desember. Analis pasar yakin hal itu kemungkinan akan berdampak pada harga emas dalam jangka menengah.

Dewan Emas Dunia merilis pernyataan pada hari yang sama, menunjukkan bahwa permintaan emas global secara keseluruhan turun 19 persen menjadi 892 metrik ton pada kuartal ketiga, total kuartalan terendah sejak 2009.

Baca Juga: Shionogi Jepang Siapkan vaksin COVID-19 untuk Uji Coba Desember

Tetapi investasi emas global, termasuk koin, batangan dan arus masuk ke ETF (exchange-traded funds) berbasis emas mencapai 494,6 metrik ton di kuartal ini, naik 21 persen dari tahun lalu.

Logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 0,1 sen atau 0,004 persen menjadi ditutup pada 23,36 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 25,5 dolar AS atau 2,91 persen menjadi ditutup pada 849,5 dolar AS per ounce.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler