Menristek Pastikan Keamanan Prioritas Nomor Satu kembangkan Vaksin Merah Putih

- 30 Oktober 2020, 09:40 WIB
Menristek/Kepala BRIN, Bambang PS Brodjonegoro.
Menristek/Kepala BRIN, Bambang PS Brodjonegoro. /ist

JAKARTA, SINARJATENG.COM - Dalam upaya penanganan pandemi COVID-19, pemerintah akan melakukan vaksinasi kepada masyarakat. Presiden Joko Widodo, saat memimpin rapat terbatas beberapa waktu lalu, meminta agar pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi tersebut harus dipastikan keamanan dan keefektifannya.

Vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat tersebut berasal dari pengembangan di dalam negeri, kerja sama dengan negara lain, serta melalui kerja sama multilateral. Salah satunya, pemerintah bekerja sama dengan sejumlah pihak tengah mengembangkan Vaksin Merah Putih, dengan menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia.

“Saat ini ada 6 institusi yang mengembangkan vaksin COVID-19. Suatu hal yang luar biasa, ini menunjukkan kepedulian para peneliti, dosen untuk mencari solusi COVID-19,” kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro, seperti diinformasikan melalui laman ristekbrin.go.id, pada Selasa 27 Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: PT LIB: Kompetisi paling aman digelar Februari 2021

Keenam institusi yang melakukan pengembangan Vaksin Merah Putih dengan platform yang berbeda tersebut adalah, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.

“Kemungkinan yang paling cepat adalah yang dikembangkan Lembaga Eijkman, prosesnya di bulan Oktober ini sedang disiapkan uji pada hewan. Diharapkan dapat selesai dan semoga hasilnya memuaskan pada akhir tahun,” ungkapnya, dikutip laman resmi Setkab, Kamis 29 Oktober 2020.

Setelah itu, terang Menristek, bibit vaksin yang teruji pada sel hewan tersebut akan diserahkan ke Bio Farma, sebagai pihak yang nantinya melakukan produksi skala kecil untuk tahap uji klinis 1, 2, dan 3.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Terima Kedatangan Jemaah Umrah Mulai 1 November

“Uji klinis perlu dilakukan untuk memastikan bahwa vaksin yang dihasilkan aman. Faktor nomor satu yang harus dipenuhi dalam pembuatan vaksin ini adalah keamanan, dalam pengertian vaksin jangan menimbulkan efek samping atau gangguan kesehatan serius. Jadi intinya kami juga menerapkan kehati-hatian dalam setiap prosesnya,” tegas Bambang.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x