''Dulu itu sering ada patroli, warung-warung disuruh tutup jam sembilan. Kata beliau-beliau, mereka merasa aman karena ada camat,'' canda Kukuh Sudarmanto yang pernah memimpin lima kecamatan di Kota Semarang ini.
Forum wedangan itu juga menjadi menjadi ajang nostalgia. Lihat saja, Sri Mulyadi meskipun jarang bertemu dengan Supari langsung "klik" karena keduanya berasal dari satu daerah, Sragen. Bahkan, mereka menimba ilmu di SMA yang sama.
''Pak Supari itu adik angkatan saya jauh sekali, mungkin sekitar 15 tahunan. Tapi karena kami sama-sama orang Sragen, ya ceritanya jadi ke mana-mana,'' kata komisaris media online suarabaru.id itu.
Ketua PWI Amir Machmud NS menyampaikan terima kasih atas kunjungan yang menurutnya spesial ini. Katanya, brainstorming tidak harus digelar di ruang ber-AC atau restoran, cukup di tempat wedangan ataupun lesehan pun oke.
Dia mengatakan, banyak ide kerja sama yang akan dibangun sebagai upaya mempererat sinergitas. Salah satunya kolaborasi pendidikan jurnalistik bagi mahasiswa USM guna menambah pengetahuan dan keilmuan, yang akan ditangani Sekolah Jurnalistik PWI Jateng.
PWI juga akan menggelar pelatihan khusus penulisan staf kehumasan USM untuk mencari sedikitnya 10 ahli dalam penulisan rilis berita.
"Tanggal 29 Desember nanti, kami akan menandatangani MoU dengan PWI Jateng," tambah Supari.***