Berikut Ini Isi Lengkap Seruan PWI dan MUI Jateng Soal Narasi Positif Pemberitaan Covid-19

- 12 Juli 2021, 15:27 WIB
Seruan bersama tersebut ditandatangani oleh Ketua PWI Jawa Tengah H Amir Machmud NS, SH MH dan Ketua Umum MUI Jawa Tengah Dr KH Ahmad Darodji MSi, di Studio TVKU, Senin 12 Juli 2021.
Seruan bersama tersebut ditandatangani oleh Ketua PWI Jawa Tengah H Amir Machmud NS, SH MH dan Ketua Umum MUI Jawa Tengah Dr KH Ahmad Darodji MSi, di Studio TVKU, Senin 12 Juli 2021. /Dok. PWI Jateng

PWI-MUI menyerukan, saatnya berita dan informasi, dikonstruksikan menjadi berita dan informasi yang mampu membangun rasa optimisme masyarakat dalam menghadapi pandemi.

Kedua, berita adalah konstruksi dari peristiwa. Maka dalam mengemas perkembangan seputar Covid-19 media massa diingatkan agar menggunakan nurani tertingginya, sehingga berita yang tersaji tidak menimbulkan rasa trauma masyarakat, melainkan justru sebaliknya mampu membangkitkan semangat dan optimisme masyarakat untuk melawan pandemi.

Butir ketiga, media massa dan media sosial diharapkan benar-benar menghindari hoaks dalam sajian informasinya terkait perkembangan pandemi, agar tidak menimbulkan keguncangan dan kegaduhan di tengah masyarakat.

Baca Juga: Polres Bersama PWI Batang Bagikan Paket Sembako dan Lakukan Penyemprotan Disinfektan

Keempat, tokoh masyarakat dan tokoh agama agar aktif membantu sosialisasi terkait pentingnya partisipasi masyarakat dalam melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam upaya memutus mata rantai pandemi Covid-19.

Hal yang melatari seruan bersama, lanjut Isdiyanto yang juga Wakil Ketua bidang organisasi PWI Jawa Tengah, mengingat angka warga Jawa Tengah yang positif terpapar Covid 19 kian meninggi. Sebanyak 25 daerah di provinsi ini dinyatakan sebagai zona merah Covid-19.

Segaris dengan itu, eskalasi jumlah korban meninggal maupun yang terpapar baru, semakin menajam pula.

Baca Juga: PWI Pemalang Berikan Bantuan 'Jogo Wartawan' pada Anggota yang Terpapar Covid-19

Lonjakan jumlah tersebut berimbas pada bangsal rumah sakit maupun fasilitas tambahan yang disediakan untuk menampung terpapar Covid 19 sudah tidak mampu mengatasi ledakan korban, sehingga harus mengoptimalkan isolasi mandiri.

“Bahkan pasien non-Covid yang akan masuk ICU pun harus antre berhari-hari. Rumah sakit kini menghadapi beban berat. Pasien meninggal rata-rata per hari 15 orang, sehingga untuk proses pemulasaraan jenazah hingga pemakaman harus antre hingga berjam-jam menunggu giliran,” papar Isdiyanto yang juga Wakil Ketua Bidang Oeganisasi PWI Jawa Tengah.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah