Tukang Becak dan Tambal Ban Hingga Lansia di Jalan Semarang Terima Nasi Bungkus dari Pasutri, Ini Pesannya

20 Juli 2021, 18:44 WIB
Tukang Becak dan Tambal Ban Terima Nasi Bungkus dari Pasangan Pasutri /SinarJateng.com

 

 

SINARJATENG.COM - Tepat hari ini, Selasa 20 Juli 2021, masyarakat Kota Semarang merayakan Idul Adha ditengah keprihatinan karena banyak yang terdampak PPKM Mikro Darurat.

Atas dasar itulah, sepasang suami istri memutuskan berkeliling Kota Semarang sembari membagikan nasi bungkus bagi warga yang membutuhkan.

Pasangan suami istri yang bernama Fariz dan Nur Kasanah ini membuat nasi bungkus di rumahnya di kawasan Layur, Semarang yang dibantu dua temannya.

Baca Juga: Berharap Luberan Berkah, Ponpes Salafiyah Pemalang Adakan Haul ke 51 Kyai Shidiq Secara Virtual

Dengan berboncengan naik sepeda motor, tak kurang 100 nasi bungkus dibagikan untuk warga di pinggir jalan.

Kemudian Fariz dan Nur Kasanah melewati rute mulai dari Jalan Kolonel Sugiono, depan Kantor Pos Johar, Titik Nol Semarang.

Pembagian nasi bungkus juga dilakukan di sepanjang Jalan MH Thamrin sampai ke titik penyekatan Jalan Pandanaran, Randusari hingga sepanjang jalan Mgr. Soegiyopranoto.

 

Baca Juga: Tingginya Permintaan Plasma Konvalesen, Wagub Jateng Inisasi Program Gedor Lakon

Nur Kasanah mengatakan, pembagian nasi bungkus sebagai bentuk rasa kepedulian pada sesama warga Semarang yang terkena imbas pemberlakuan PPKM Darurat.

Dengan menyasar para tambal ban, tukang becak, pemulung, tuna wisma dan sejumlah lansia di jalan.

"Diharapkan aksi ini dapat meringankan beban mereka," katanya.

Berkurban untuk pandemik menjadi tagline pada kegiatan ini sehingga Idul Adha di masa pandemik yang kedua ini tidak hanya dimaknai dengan berbagi daging.

Melainkan juga berbagi rezeki, menularkan semangat bagi masyarakat Semarang agar tetap survive.

Baca Juga: UIN Walisongo Sumbang 35 Hewan Kurban ke Pelosok Nusantara, Rektor: Ini Penguatan Jatidiri Kampus Kemanusiaan

Kita ingin menunjukan bahwa pandemik dan PPKM Darurat tidak menjadi penghalang untuk meningkatkan rasa empati bagi warga kurang mampu. Kalau kita terus-menerus mengeluh tidak akan ada habisnya. Maka setidaknya kita bisa melakukan hal-hal kecil yang memberikan dampak positif.

"Semoga tindakan ini bisa menginspirasi masyarakat untuk bahu-membahu menolong warga yang kesusahan," pungkasnya.***

Editor: Intan Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler