BPBD Cilacap: 7.949 Jiwa Warga Terdampak Banjir

- 31 Oktober 2020, 15:08 WIB
Tim TRC BPBD Kabupaten Cilacap menurunkan perahu karet untuk evakuasi warga terdampak banjir di Kabupaten Cilacap, Jateng, Selasa 27 Oktober 2020
Tim TRC BPBD Kabupaten Cilacap menurunkan perahu karet untuk evakuasi warga terdampak banjir di Kabupaten Cilacap, Jateng, Selasa 27 Oktober 2020 /BPBD Kabupaten Cilacap/Sinarjateng.com

Selanjutnya di Desa Kedawung, warga terdampak banjir ada sebanyak 388 KK atau 1.752. Beberapa warga memilih mengungsi di rumah saudara dan beberapa dapur umum telah disiagakan untuk mensuplai makanan selama di pengungsian.

Adapun di Desa Sikampuh, rumah warga yang terdampak ada sebanyak 60 KK. Akan tetapi hingga Kamis malam, belum ada warga yang mengungsi.

Baca Juga: Wakil Ketua MPR RI Kecam Keras Sikap Presiden Prancis

Berikutnya, BPBD Kabupaten Cilacap juga mendata bahwa ada sebanyak 355 rumah yang terdampak di Kecamatan Nusawungu. Adapun rinciannya adalah; sebanyak 219 rumah di Desa Nusawungu, 47 rumah di Desa Kedungbenda, 50 rumah di Desa Banjareja dan 39 rumah di Desa Klumprit. Untuk warga terdampak di Kecamatan Nusawungu hingga saat ini belum ada yang mengungsi.


Banjir Meluas Dipicu Faktor Cuaca

Berdasarkan kajian sementara, adanya penambahan warga terdampak banjir sejak Senin (26/10) itu terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih terjadi di wilayah Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, sehingga hal itu menyebabkan debit air banjir bertambah.

Selain itu, curah hujan tinggi juga memicu meluapnya empat sungai masing-masing Sungai Tipar, Sungai Gatel, Sungai Kolong dan Sungai Kawah Kembang.

Baca Juga: Jadi Mitra Binaan Pertamina, Kerajinan Akar Kayu Tembus Pasar Eropa

Adanya curah hujan tinggi di wilayah Kabupaten Cilacap sebelumnya telah diperkirakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hingga Sabtu 31 Oktober 2020. Dalam hal ini BMKG juga memperkirakan bahwa hujan dengan intensitas tinggi yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu, BMKG sebelumnya juga telah menyebutkan bahwa tingginya intensitas hujan pada musim penghujan di penguhujung tahun 2020 dipengaruhi oleh fenomena La Nina, yang mana tingkat curah hujan dapat bertambah hingga 40 persen dari kondisi normal.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x