Pada versi pertama, mengatakan bahwa Sunan Kalijaga yang kala itu masih menggunakan nama Raden Said adalah seolah pencuri.
Namun, Beliau melakukan perampokan dan pencurian ini bukan untuk dinikmatinya sendiri, melainkan untuk rakyat kecil.
Kala itu, Raden Said yang telah mendapatkan pendidikan agama sejak kecil, khawatir akan kondisi masyarakat Tuban yang selalu diliputi oleh kemiskinan dan membuat jiwanya memberontak.
Raden Said tentu saja sudah menyampaikan kekhawatirannya tersebut ayahnya, tetapi sang Ayah hanyalah raja bawahan dari kekuasaan Kerajaan Majapahit pusat.
Kemudian, rasa solidaritas dan simpati dari Raden Said kepada rakyat Tuban membuat Beliau melakukan aksi nekat berupa pencurian bahan makanan di gudang Kadipaten.
Setelah melakukan pencurian, Raden Said secara diam-diam membagikannya kepada rakyat Tuban.
Namun, aksi tersebut diketahui oleh penjaga Kadipaten hingga menyebabkan Beliau mendapatkan hukuman berupa pengusiran dari Tuban.
Singkat cerita, kenakalan Raden Said berhenti setelah bertemu dengan Sunan Bonang dan bertobat.