Oleh: Amir Machmud NS *
(“Jika PPKM diperpanjang dan hasilnya sama saja, maka akan dilanjutkan dengan adu penalti...”
“Pakar Sarankan PPKM Darurat Diperpanjang sampai Manchester United Juara EPL”).
TEKANAN keadaan terkadang meletupkan katarsis dengan kemasan kecerdasan. Produk-produk meme dalam bentuk kelucuan seperti petikan dua contoh di atas dapat dijadikan contoh kreativitas menghibur diri di tengah impitan beban hidup.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama dua pekan kemarin -- dan konon diperpanjang -- memunculkan aneka rupa tanggapan. Rata-rata orang merasakan betapa berat hidup di tengah pandemi Covid-19, baik secara sosial maupun (terutama) ekonomi.
Dampak pendapatan yang dihadapi oleh para pelaku ekonomi kecil dan menengah (yang tidak punya gaji tetap) tergambar dari jerit hati mereka. Di lapangan, luapan kegelisahan itu banyak menimbulkan berbagai bentuk “benturan” dengan aparat kepanjangan tangan penguasa.
Di antara ungkapan kesuntukan itu, di banyak platform media sosial beredar meme, karikatur, foto, dan video-video lucu, tak sedikit pula yang menyerempet “saru”.
Ada juga video-video atau produk youtube yang secara verbal menyampaikan perlawanan, kritik keras, dan argumentasi terhadap para pengambil kebijakan PPKM. Media massa pun menyuarakan perasaan publik lewat pernyataan akademisi, politisi, dan wawancara langsung dengan man on the street.