Jaga Jarak Paling Sulit Diterapkan Dalam 3M

- 5 November 2020, 18:03 WIB
ILUSTRASI kewaspadaan terhadap virus corona Covid-19 dengan menjaga jarak alias social distancing.*
ILUSTRASI kewaspadaan terhadap virus corona Covid-19 dengan menjaga jarak alias social distancing.* /pixabay

JAKARTA, SINARJATENG.COM- Tim Pakar Satgas COVID-19 Bidang Perubahan Perilaku/Kepala Lembaga Demografi FEB Universitas Indonesia Turro Wongkaren, Ph.D mengatakan menjaga jarak menjadi protokol kesehatan 3M yang paling sulit diterapkan.

"Sejauh ini kita bersyukur mayoritas masyarakat yang kita pantau dengan aplikasi baru Peduli Lindungi sudah melakukan protokol kesehatan dengan baik, tetapi tergantung daerahnya. Dan jika melihat 3M itu yang paling susah diikuti adalah menjaga jarak," katanya dalam bicang wicara "Cegah COVID-19 Pada Orang Dengan Komorbid" di media center Satgas COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Kamis, 5 November 2020

Hal itu, katanya, karena protokol kesehatan yang satu itu tidak berkaitan dengan diri sendiri. Kalau mencuci tangan dengan sabun secara personal menyadari pentingnya melakukan itu maka orang akan melaksanakannya, begitu juga dengan penggunaan masker untuk kenaikan sendiri.

Baca Juga: Pemkab Kudus Terima Bantuan Mobil Ambulance Penangganan COVID-19

Selain itu, kata dia, menjaga jarak memang bergantung pula dengan orang lain, seperti jika pekerjaannya harus menggunakan fasilitas transportasi publik, itu satu sama lain harus mengerti.

Oleh karena itu, ia mengatakan setiap orang harus memahami hal yang sama soal menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

"Tidak cuma penting tapi efektivitasnya paling tinggi," ujar dia.

Susahnya, katanya, jika secara struktural ada orang di sekitarnya sehingga sulit menjaga jarak. Orang Indonesia suka menjaga perasaan sehingga jarang secara langsung meminta seseorang untuk menjaga jarak.

Baca Juga: Safari Jurnalistik PWI Hadirkan Pemuda Inspiratif NTT

Halaman:

Editor: Aman Ariyanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah