“Saya sampai tidak bisa menceritakan bagaimana senangnya saya, ketika saya mengajar kemudian anak-anak memahami. Ada rasa kepuasan yang besar pada diri saya.
Itu saya dapatkan karena mengikuti SGI. Dari tahun 2005 saat saya mulai mengajar, yang saya kejar memang bukanlah uang. Kalau berfikirnya tentang uang, saya yakin pasti sudah terputus.
Tapi kalau menjalaninya dengan hati, saya merasa bertanggung jawab penuh atas siswa-siswa yang saya ajar,” ucapnya.
Awal mula ia berkhidmat mengabdi menjadi pengajar adalah pada tahun 2005. Saat itu ada perekrutan guru honorer.
Ia mencoba mendaftar dan diterima di SDN 6 Wawonii Barat ini. Beberapa bulan pertama ia merasa jauhnya tempat ia mengajar dari rumahnya.
Namun karena rasa senang dan cintanya yang tinggi terhadap anak-anak, ia pun merasa senang mengajar meski dengan imbalan yang tak bisa diharapkan.
“Kadang saya berfikir kenapa saya masih bertahan, tapi di sisi lain saya memiliki tanggung jawab. Ketika saya berhenti mengajar bagaimana dengan anak-anak ini.
Saya termotivasi dari situ. Kalau saya ingat-ingat, ilmu yang kita dapat di SGI bisa kita terapkan kepada anak-anak, itu yang paling berharga.