Mohammad Nuh Sebut Kekerasan Terhadap Wartawan Jadi Preseden Buruk Sistem Kemerdekaan Pers di Indonesia

- 31 Maret 2021, 15:46 WIB
Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh
Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh /Foto : Istimewa/

SINARJATENG.COM - Tindakan kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi, kali ini kekerasan menimpa wartawan Tempo, Nurhadi pada Sabtu 17 Maret 2021.

Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh mengungkapkan, kekerasan terhadap wartawan merupakan preseden buruk bagi sistem kemerdekaan pers di negara demokrasi seperti Indonesia.

Dalam peristiwa ini, Nurhadi mendapatkan perlakuan yang kasar bahkan penganiayaan.

Baca Juga: Pasokan BBM dan LPG di Wilayah Jateng serta DIY Dipastikan Aman dan Tidak Terdampak

Baca Juga: PTM Terbatas Akan Segera Dilaksanakan, Mendikbud: Kedisiplinan Dalam Penerapan Protokol Kesehatan Adalah Kunci

Kekerasan ini terjadi setelah Nurhadi mengambil foto dan hendak meminta konfirmasi kepada mantan Direktur Pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Angin Prayitno Aji.

Padahal, pengambilan foto dan upaya konfirmasi ini dilakukan pada saat Angin melangsungkan resepsi pernikahan anaknya di Gedung Graha Samudera Bumimoro (GSB).

GSB sendiri berada di kompleks Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan laut (Kodiklatal) Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu 27 Maret 2021 malam.

Aksi penganiayaan terjadi saat sejumlah pengawal Angin menganggap Nurhadi yang diduga masuk tanpa izin ke acara tersebut.

Baca Juga: Indonesia Punya Potensi Jadi Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah Dunia, BI terus Dorong Transformasi EKSyar

Baca Juga: SKB Empat Menteri Membuka Jalan Untuk Segera Menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Saat itu, Nurhadi sudah menjelaskan statusnya sebagai wartawan Tempo dan menjelaskan jika sedang menjalankan tugas jurnalistik.

Namun, para pengawal tersebut tetap merampas telepon genggam Nurhadi dan memaksa untuk memeriksa isinya bahkan Nurhadi mendapat penganiayaan dan penyekapan.

“Dewan Pers pertama-tama memberikan dukungan moral untuk saudara Nurhadi,” kata Mohammad Nuh melalui rilis yang diterima Trenggalekpedia.com, Rabu 31 Maret 2021.

“Semoga diberi kekuatan batin untuk menghadapi permasalahan ini dan segera aktif kembali menjalankan profesi wartawan,” imbuhnya.

Atas kejadian tersebut, Dewan Pers menyampaikan sikap, pertama mengutuk kekerasan terhadap Nurhadi.

Baca Juga: Piala Menpora 2021: Ditunggu PSIS Semarang dan Barito Putera, 3 Tim di Grup B Berebut 2 Tiket ke Babak 8 Besar

Kekerasan tidak dibenarkan dilakukan kepada siapa pun, termasuk terhadap wartawan yang sedang melakukan kegiatan jurnalistik.

Kedua, Dewan Pers mendesak aparat kepolisian untuk melakukan pengusutan dan penegakan hukum yang semestinya dan seksama atas kekerasan yang terjadi.

Ketiga, mengingatkan kepada semua unsur pers untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kode Etik Jurnalistik, termasuk di dalamnya aspek profesionalitas dalam melaksanakan tugas jurnalistik Dewan Pers berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi Nurhadi.***

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x