Tiga Program Prioritas Hadapi Perubahan Iklim Sebagai Transformasi Ekonomi Hijau untuk Masa Depan Peradaban

- 5 Maret 2021, 21:56 WIB
Ilustrasi dampak perubahan iklim yang disebut Bill Gates bencana terburuk dibanding pandemi.*
Ilustrasi dampak perubahan iklim yang disebut Bill Gates bencana terburuk dibanding pandemi.* /Pixabay/The DigitalArtist

SINARJATENG.COM – Indonesia telah memasukkan aspek perubahan iklim ke dalam prioritas nasional keenam dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan tiga program prioritas.

Tiga program prioritas, yakni peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon.

Perubahan iklim menjadi persoalan serius yang harus dihadapi seluruh dunia, Isu yang berimbas bukan hanya bagi lingkungan saja, tetapi juga persoalan pembangunan yang berdampak pada sektor keuangan, ekonomi, pembiayaan dan sebagainya membuat tiga program prioritas tersebut.

Baca Juga: Nomura ASEAN Virtual Conference 2021, Wamenkeu Jelaskan Terbentuknya INA

Untuk memenuhi komitmen dan target tersebut, peran APBN sangat vital sebagai instrumen fiskal dalam mendorong proses transformasi ekonomi hijau. Berdasarkan Second Biennial Update Report (2nd BUR) tahun 2018, Indonesia diperkirakan membutuhkan pendanaan untuk pengendalian perubahan iklim sebesar Rp3.461 triliun hingga tahun 2030.

“Berarti per tahunnya saja setidaknya kita memerlukan Rp266,2 triliun. Dari hasil penandaan anggaran perubahan iklim atau Climate Budget Tagging (CBT) sejak 2016 sampai dengan 2020, APBN hanya dapat memenuhi sekitar Rp86,7 triliun per tahunnya atau 34 persen dari kebutuhan tersebut,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

Anggaran perubahan iklim rata-rata mencapai 4,1 persen dari APBN. Selama lima tahun terakhir, 88,1 persen dari total anggaran perubahan iklim tersebut dibelanjakan dalam bentuk green infrastructure yang berfungsi sebagai roda penggerak perekonomian sekaligus modal utama transformasi ekonomi hijau di Indonesia. 

Baca Juga: Begini 5 Strategi yang Disiapkan Oleh Kemendag untuk Peningkatan Ekspor

Namun demikian, Indonesia masih memiliki financial gap yang besar untuk memenuhi target kebutuhan pendanaan. Diperlukan dukungan pendanaan yang sangat besar untuk meningkatkan ketahanan iklim di Indonesia.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x