Bukan Kota Macet, Begini Tanggapan Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta

- 10 Februari 2021, 22:25 WIB
Anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak (kiri) soroti pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (kanan) yang mengklaim Jakarta sudah keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia pada tahun 2020.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak (kiri) soroti pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (kanan) yang mengklaim Jakarta sudah keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia pada tahun 2020. /Dok. Situs Resmi DPRD DKI Jakarta dan ANTARA.

SINARJATENG.COM - DKI Jakarta kini tidak lagi masuk sebagai 10 negara termacet di dunia. Hal itu disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Menanggapi itu, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak menilai jika pencapaian tersebut bukan karena ada usaha yang terstruktur dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ia menuturkan bahwa hal tersebut terjadi karena adanya virus Covid-19 yang sudah hampir satu tahun ini menjadi Pandemi.

Baca Juga: Gubernur DKI Jakarta: 41 Persen Klaster Covid-19 Adalah Keluarga

Menurutnya, memang kondisi macet di Jakarta saat ini berkurang namun itu karena ada kebijakan working from home (WFH) yang diberlakukan oleh pemerintah berkenaan dengan berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menanggulangi Pandemi Covid-19

"Kalau dikatakan tidak macet, betul tidak macet, itu kan bukan karena ada usaha yang terstruktur, tapi karena Pandemi Covid-19," kata Gilbert saat dihubungi, Selasa, 9 Februari 2021

"Kalau dikatakan DKI Jakarta tidak macet yang layak dapat penghargaan itu ya Covid-19, Covid-19 yang bikin ini enggak macet, bukan gubernur, bukan Dinas Perhubungan, karena kebijakan gubernur mengenai perhubungan itu jak lingko, sepeda masuk tol, ganjil genap sepeda motor, mana yang bermakna mengurangi kemacetan," ungkapnya.

Baca Juga: Cegah Covid-19 Melalui 3M, DFSK Adakan Sosialisasi dan Donasikan 1.000 Paket Masker di Cikande

Kata dia, usaha Anies Baswedan untuk mengatasi macet di DKI Jakarta sangat minim 

"Ada hasil tapi tidak layak mendapatkan penghargaan, bahwa ini tidak macet, betul tidak macet tapi bukan karena ada kebijakan yg dilakukan gubernur, tetapi karena Covid-19, yang layak penghargaan itu Covid-19. Karena Covid-19 bukan karena apa-apa, kalau mau dihargai ya Covid-19 yang dihargai," ujarnya.

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pada tahun 2020, Jakarta sudah keluar dari 10 besar kota termacet di dunia.

Baca Juga: Peringati Hari Pers Nasional, Presiden Jokowi Sampaikan Terima Kasih

Posisi itu kata dia, berbeda dengan tahun 2017 sebelum dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Anies Baswedan menyebutkan, rangking Jakarta dalam urusan macet terus berbenah diri.

Pada tahun 2017, posisi Jakarta berada di urutan nomor 4 di dunia, kemudian tahun 2018 menjadi nomor 7, dan tahun 2019 berada di nomor 10 sebagai kota termacet di dunia.

"Izinkan kami juga melaporkan bahwa Jakarta pada tahun 2020 ini keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia. Alhamdulillah di tahun 2020 kita menjadi rangking 31," katanya.

Baca Juga: Sambut Imlek di Rumah Saja dengan 6 Rekomendasi Drama China dari Viu

Dilansir dari Pikiran Rakyat dengan judul Anies Baswedan Sebut Jakarta Bukan Lagi Kota Macet, PDIP: karena Ada Pandemi Covid-19, Menurut Anies Baswedan, biasanya dalam sebuah perlombaan tertentu siapapun berusaha masuk dalam rangking 10. Namun tidak dalam urusan macet.

"Biasanya kita ingin masuk daftar 10 terbesar kalau urusan kemacetan kita ingin keluar dari 10 besar," ungkapnya.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah