Kasus Covid-19 Melonjak, Dokter Ceritakan Kondisi di Wisma Atlet

- 26 Januari 2021, 22:40 WIB
Seorang dokter di Rumah Sakit Darurat - Wisma Atlet dr. Nadhira Anindita Ralena, BMedSci curhat mengenai lonjakan kasus Covid-19.
Seorang dokter di Rumah Sakit Darurat - Wisma Atlet dr. Nadhira Anindita Ralena, BMedSci curhat mengenai lonjakan kasus Covid-19. /Dokumentasi dr. Nadhira/

Diakui dia, sebelum tahun baru, tower 6 dan 7 Wisma Atlet menampung sekiranya 1.000-an pasien. Lepas tahun baru, 2500 pasien hampir terlampaui. 

"Jumlah pasien kian meningkat. Beban kerja para tenaga kesehatan meningkat. Sejawat saya mulai kelelahan, bahkan ada yang jatuh sakit. Jumlah pasien terus meningkat dengan jumlah tenaga kesehatan yang malah berkurang. Kami benar-benar jungkir balik dua minggu itu," kata dia. 

Baca Juga: Menteri PAN-RB Akan Beri Sanksi Tegas untuk ASN yang Terlibat Kasus Radikalisme Hingga Korupsi

Nadhira pun menceritakan, sebagai dokter dia sempatkan berbincang-bincang santai dengan pasien, sambil menanyakan keluhan dan riwayat penyakit. 

"Seorang pasien datang ke poli bangsal dan bertemu saya dengan wajah khawatir, ‘Dok, teman saya bagaimana? Sudah 3 hari di IGD, dengan kondisi asma’. Mereka adalah teman sekantor yang menikmati liburan ke Labuan Bajo, dengan percaya diri karena hasil swab test negatif. Alhasil menikmati liburan dengan euforia dan lupa tidak berarti jika hasil swab test negatif akan negatif selamanya. Liburan akhirnya berakhir di Wisma Atlet dan menambah beban kami para tenaga medis yang sudah jungkir balik," tutur dia.

Masa inkubasi virus SARS-COV-2 secara teori WHO adalah 5-6 hari - bisa sampai 14 hari. Pasien tanpa gejala yang terinfeksi virus di hari pertama dan langsung dilakukan PCR swab test di hari yang sama, mungkin saja masih negatif. 

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ikut Pantau Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Kendal

Namun 5 hari kemudian timbul gejala dan saat didapatkan hasil swab test “positif”, sangat mungkin dan sering kasusnya. 

"Saya dan teman-teman tenaga kesehatan menyadari adanya klaster liburan tahun baru hanya dapat geleng-geleng kepala dan menghela napas sambil berkata, “Selamat datang klaster liburan”," kata dia. 

Menurut dia, cerita penambahan kasus Covid-19 ini lebih heboh dari sinetron televisi. Menguras fisik dan emosi, karena dia tidak habis pikir mengamati pola pikir sebagian masyarakat. 

Halaman:

Editor: Anto Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x