Network
"Situasi ini paradoks, karena semakin banyak informasi, semakin sulit untuk kita menentukan mana hal yang sungguh berarti," ucapnya.
Disebutkan Frans, dengan penggunaan data, fokus jurnalis saat ini bergeser dari orang pertama yang melaporkan suatu kejadian, menjadi orang yang menyampaikan apa makna dari sebuah kejadian bagi pembaca atau pemirsanya. Kapasitasnya berkembang dari mencari informasi, menjadi pengelola informasi.
Baca Juga: Realisasi Investasi Tahun 2020 Lampaui Target dan Capai Rp826,3 Triliun Meski Ditengah Pandemi
"Bahkan, bisa juga memenuhi peran arbitrase layaknya pedagang perantara, dengan menghubungkan satu informasi dengan informasi yang lain guna memahami sesuatu secara baik," ucapnya.
Penerapan jurnalisme data juga sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan, sehingga bisa memberikan informasi yang lebih komprehensif kepada warga. Dengan demikian, informasi dalam dunia pendidikan tidak hanya berkutat pada sumber.
Dilansir dari Pikiran Rakyat dengan judul Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 Angkatan Pertama Resmi Dibuka Diikuti 15 Jurnalis Indonesia, Secara substansi, jurnalisme data tidak jauh berbeda dengan jurnalisme presisi yang dikenal sejak medio 1970-an. Akan tetapi, urgensinya semakin tinggi dengan situasi dunia saat ini.
Baca Juga: Forkopimda Jalani Vaksinasi Covid-19 untuk Tumbuhkan Kepercayaan Masyarakat Kendal
CEO of Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat, berharap agar pelatihan dan berbagai sesi diskusi ini, bisa menjadi langkah awal untuk memajukan ekosistem pendidikan di tanah air, khususnya di tengah pandemi seperti saat ini. Apalagi, pendidikan juga menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara.***
