Vaksin Hasil Koordinasi Erat Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan

- 3 Januari 2021, 18:58 WIB
Kontainer berisi vaksin COVID-19 yang baru tiba di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
Kontainer berisi vaksin COVID-19 yang baru tiba di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. /ANTARA/Setpres/Muchlis Jr

SINARJATENG.COM – Berbagai tonggak penting yang dicapai dalam beberapa pekan hingga penghujung tahun ini merupakan wujud komitmen dan kerja nyata pemerintah yang didukung seluruh elemen bangsa untuk memenuhi kebutuhan dan melindungi masyarakat Indonesia dari risiko serta pandemi Covid-19.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengungkapkan, ”Dari awal kita terus menjalin komunikasi untuk mengamankan suplai dari berbagai sumber lain, secara paralel pembicaraan berkesinambungan saat ini juga sedang dilakukan dengan Pfizer (dan BioNTech) yang berasal dari Amerika Serikat dan Jerman”, paparnya.

Hal itu menyoal kedatangan vaksin yang merupakan kedatangan kedua kalinya setelah sebelumnya 1,2 juta vaksin Sinovac tiba pada 6 Desember 2020 lalu, sehingga menambah ketersediaan vaksin bentuk jadi asal Sinovac menjadi 3 juta dosis.

Baca Juga: Perubahan Perilaku Berkelanjutan Upayakan Tekan Transmisi Virus Covid-19

Selanjutnya akan diikuti dengan pengiriman suplai vaksin Covid-19 dalam bentuk bahan baku (bulk) sebanyak 140 juta dosis secara bertahap dimulai dari bulan Januari 2021.

Sehari sebelumnya, pemerintah melalui Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) Tbk. menandatangani kesepakatan suplai vaksin Covid-19 dari Novavax - pengembang vaksin dari Amerika dan Kanada, dan AstraZeneca - pengembang vaksin dari Inggris dan Jerman, masing-masing 50 juta dosis dengan opsi penambahan 80 juta dosis vaksin Novavax dan 50 juta dosis vaksin AstraZeneca.

Menteri Retno Marsudi juga menambahkan, “Kemarin kita menerima kabar bahwa Emergency Use Authorization (EUA) untuk AstraZeneca telah diberikan oleh Medicine and Healthcare Product Regulatory Agency (MHRA) Inggris. Ini tentunya kabar yang baik karena MHRA merupakan salah satu dari enam stringent regulatory authorities yang memiliki mekanisme reliance dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Melalui mekanisme reliance ini proses penerbitan UEA oleh Badan POM, atas AstraZeneca di Indonesia akan lebih mudah. Hasil EUA di Inggris dapat dijadikan basis dan review EUA di Indonesia”, paparnya.

Baca Juga: Sedang Berlangsung! Link Live Streaming Inter Milan vs Crotone: Prediksi Line Up Kedua Tim

Diplomasi lanjutan terus dilakukan Kementerian Luar Negeri, “Kita juga terus mengawal melalui Vaccine Request Form Part B, mengenai indemnisasi yang menurut rencana akan kita serahkan 8 Januari 2021 dan Cold Chain Equipment (CCE) Support Request terkait kapasitas penyediaan sistem pendingin vaksin di kuartal I 2021," katanya.

Halaman:

Editor: Anto Kurniawan

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah