Program Vaksinasi Covid-19 Perlu Selaras dengan Kepatuhan Masyarakat Menerapkan 3M

- 17 Desember 2020, 19:50 WIB
dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc., Sp.PD, Vaksinolog dan Spesialis Penyakit bersama Cherryl Hatumesen, Penyintas COVID-19, dalam dialog produktif bertema Vaksin: Fakta dan Hoaks di Jakarta, Selasa, 15 Desember 2020. Tema ini diangkat karena hingga saat ini masih ada sebagian kecil masyarakat yang ragu akan keamanan Vaksin, tidak memiliki informasi yang tepat mengenai vaksin dan masih percaya mitos soal vaksin maupun vaksinasi. DOK KPCPEN
dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc., Sp.PD, Vaksinolog dan Spesialis Penyakit bersama Cherryl Hatumesen, Penyintas COVID-19, dalam dialog produktif bertema Vaksin: Fakta dan Hoaks di Jakarta, Selasa, 15 Desember 2020. Tema ini diangkat karena hingga saat ini masih ada sebagian kecil masyarakat yang ragu akan keamanan Vaksin, tidak memiliki informasi yang tepat mengenai vaksin dan masih percaya mitos soal vaksin maupun vaksinasi. DOK KPCPEN /KPCPEN

Dirga juga menambahkan, “Saya mengajak masyarakat untuk tetap menjalankan protokol Kesehatan 3M. Protokol kesehatan ini jangan sampai jadi slogan saja, sampai nanti setelah divaksinasi. Karena setiap upaya pencegahan tidak ada yang sempurna, jadi kita harus betul-betul melakukan semuanya”.

Sebelum pandemi upaya-upaya pencegahan dari penularan penyakit memang diremehkan oleh sebagian masyarakat. “Sebelum ini kita selalu meremehkan masalah kesehatan karena menganggap diri kuat. Sekarang setelah dirawat karena Covid-19, saya mengikuti dokter paru saya yang menyarankan mengurangi karbohidrat dan memperbanyak protein untuk meningkatkan imunitas tubuh. Masker selalu saya pakai, hand sanitizer juga tidak pernah lepas. Karena terbukti dengan menjalankan protokol 3M, teman-teman di kantor tidak ada yang tertular dari saya”, ujar Cherryl Hatumesen.

Baca Juga: Kasus Virus Corona Terkini, Per 16 Desember 2020 Pasien Sembuh Capai 521.984 Orang

Terkait dengan program vaksinasi yang sedang difinalisasi Pemerintah, dr. Dirga menanggapi, “Setiap negara punya kebijakan berbeda-beda dalam memprioritaskan warga negara mana yang lebih dulu mendapatkan vaksinasi. Indonesia memprioritaskan tenaga kesehatan terlebih dahulu yang kesehariannya langsung merawat pasien-pasien Covid-19, dan khusus di Indonesia juga, vaksin diberikan kepada penduduk berusia 18-59 tahun. Vaksin diberikan pada orang sehat sebagai upaya pencegahan. Dalam konteks pandemi Covid-19, bagi pasien Covid-19 yang sudah sembuh tidak menjadi sasaran prioritas karena dianggap sudah memiliki kekebalan”.

Menanggapi dinamika di masyarakat terkait vaksin ini, Cherryl Hatumesen mengatakan, “Di luar sana masih ada yang tidak antusias dengan kedatangan vaksin Covid-19 ini, padahal kelompok-kelompok yang anti vaksin ini termasuk golongan yang cukup berpendidikan. Kalau saya belum kena Covid-19, saya pasti mau divaksin langsung”, ungkapnya.

dr. Diga pun berpesan, “Vaksin merupakan instrumen penting untuk mengendalikan pandemi, vaksinasi juga harus dilakukan bersamaan dengan 3M secara konsisten. Dalam mencari informasi tentang vaksin juga harus berhati-hati, carilah informasi yang terpercaya karena di luar sana banyak beredar informasi hoax yang kurang bisa dipercaya. Masyarakat harus yakin apabila sudah ada izin dari Badan POM, vaksin Covid-19 itu nantinya sudah dipastikan kemanan dan efektivitasnya sehingga masyarakat, tidak perlu ragu”.***

Halaman:

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah