Diperkirakan Akan Terus Meningkat, Indonesia Masuk 10 Negara dengan Penderita Diabetes Tertinggi

26 Februari 2021, 22:13 WIB
Ilustrasi diabetes. /Pixabay

SINARJATENG.COM - Diabetes menjadi penyakit yang banyak ditemui di seluruh dunia. Indonesia menjadi salah satu dari sepuluh negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia, yakni sebanyak 10,8 juta orang. 

Ketua Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD menyampaikn pendapatnya mengenai penanganan diabetes.

Pasalnya, penderita diabetes diperkirakan semakin meningkat yang mana di tahun 2045, akan bertambah menjadi 16,6 juta orang.

Baca Juga: Peduli Kesehatan Mata, Buah dan Sayur Ini Bisa Cegah Kebutaan

Ketut mengatakan jika kendali glikemik penting dalam tatalaksana diabetes. Saat pasien diabetes mencapai target glikemik, akan berdampak pada pengurangan risiko komplikasi, serta pembiayaan diabetes.

"Namun, di Indonesia sendiri, lebih dari 70% pasien belum mencapai target kendali glikemik, yaitu hemoglobin (Hb) A1c kurang dari 7%," kata Ketut Suastika dalam diskusi media bersama Novo Nordisk secara virtual, Kamis 25 Februari 2021.

Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berstatus waspada diabetes karena menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. 

Baca Juga: Kaya Nutrisi dan Baik untuk Kesehatan, Berikut 5 Manfaat Konsumsi Nasi yang Jarang Diketahui

Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020.

Ketut Suastika mengatakan, dengan data tahun ini, 1 dari 25 penduduk Indonesia atau 10 persen dari penduduk Indonesia mengalami diabetes.

"Yang paling banyak di Indonesia adalah kasus diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Melihat angka yang sangat besar, artinya setiap orang memiliki kerabat, teman, atau bahkan keluarga yang mengalai penyakit diabetes," kata Suastika.

Baca Juga: Kurang Tidur Hingga Terlalu Sibuk, Inilah 5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Sebabkan Penuaan Dini

Dikatakan, untuk mengatasi jumlah pasien diabetes Indonesia yang semakin meningkat, para ahli kesehatan mengembangkan pedoman untuk mencegah dan mengelola penyakit diabetes.

"Prosedur terapi yang kompleks dapat menurunkan tingkat kepatuhan pasien dan menyebabkan kegagalan dalam menurunkan tingkat HbA1c yang ditargetkan," ujarnya. 

Pemeriksaan HbA1C merupakan tes darah untuk mendiagnosis penyakit diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2, serta mengevaluasi efektivitas terapi diabetes.

Baca Juga: Si Kecil Sedang Suka Ngemil? Begini Cara Pilih Cemilan yang Baik

Melihat hal tersebut, dia menekankan jika pasien sangatlah membutuhkan prosedur terapi yang lebih sederhana. Novo Nordisk, penyedia perawatan diabetes membawa salah satu inovasi terbaru ke Indonesia, yakni 2-in-1 insulin co-formulation.

Suastika mengatakan, IDegAsp merupakan 2-in-1 insulin co-formulation pertama yang mengandung insulin degludec basal generasi baru dan insulin aspart dalam satu suntikan. Inovasi 2-in-1 insulin co-formulation IDegAsp dirancang untuk menyederhanakan terapi insulin sehingga lebih mudah dijalani. Hanya dengan satu kali suntikan sehari dan tidak membutuhkan re-suspensi.

"Inovasi ini juga aman karena memiliki risiko hipoglikemia yang rendah dan terbukti dapat menurunkan tingkat HbA1c dan mengontrol gula darah setelah makan. 2-in-1 insulin co-formulation IDegAsp merupakan sebuah pilihan yang lebih mudah untuk terapi insulin," katanya.

Baca Juga: ShopeePay Tebar Promo Lewat 3.3 Pesta Cashback ShopeePay

Dilansir dari Pikiran Rakyat dengan judul Indonesia Masuk 10 Negara dengan Diabetes Tertinggi, Penderita Butuh Terapi Sederhana, Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia, Anand Shetty mengatakan, meski inovasi insulin sudah ditemukan sejak 100 tahun lalu, tetapi jumlah penderita diabetes yang tidak terkontrol masih meningkat dengan cepat. 

"Dengan menghadirkan 2-in-1 insulin co-formulation IDegAsp, kami membawa salah satu inovasi terapi insulin terbaru dan memperluas akses perawatan diabetes bagi masyarakat merupakan langkah signifikan kami dalam berupaya meningkatkan kepatuhan pasien diabetes saat menjalankan terapi insulin," kata Anand Shetty.

Diharapkan, inovasi ini dapat membantu pasien mengelola diabetes dengan mengontrol kadar glikemik yang baik juga stabil. Sehingga dapat mencegah komplikasi diabetes jangka pendek dan jangka panjang, serta memberikan manfaat klinis dan ekonomi yang signifikan dan perlu adanya intervensi untuk mencegah dan mengelola diabetes.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler