Sinergi Lintas Pihak dalam Pemberdayaan Ekonomi Pesantren Siap Didukung Kemenag

20 Desember 2020, 21:48 WIB
Waryono Abdul Ghofur saat berbicara pada Refleksi Akhir Tahun: ‘Memperkokoh Jati Diri Lembaga Tafaqquh fid Din dan Penggerak Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas'. /Kemenag.go.id

SINARJATENG.COM - Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) mendapat apresiasi inisiatif Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag, Waryono Abdul Ghofur.

Apresiasi itu berkaitan dengan inisiatif untuk menggandeng banyak pihak dalam pemberdayaan ekonomi pesantren.

"Kemenag siap bersinergi. Karena memang perlu sinergi lintas pihak untuk pemberdayaan ekonomi pesantren," terang Waryono Abdul Ghofur.

Baca Juga: Abhigya Anad Bocorkan Ramalan 2021, Prediksi Akhir Covid-19

Hal tersebut ia sampaikan saat berbicara di acara Refleksi Akhir Tahun: "Memperkokoh Jati Diri Lembaga Tafaqquh fid Din dan Penggerak Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas", Sabtu 19 Desember 2020.

Acara ini berlangsung di Aula Pesantren Modern Al Mizan 2 Pandeglang Banten. FSPP merupakan forum yang mewadahi hampir 5000 pesantren di Banten.

Hadir dalam acara ini, Ketua Umum Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) Guntur Subagja Mahardika, Presiden Indonesia – Arab Bussines Council, Hasan Gaido, Ketua MUI Banten, A.M. Romly, Ketua Presidium Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) KH. Sulaeman Effendi, dan pimpinan pesantren provinsi Banten.

Baca Juga: Gelar Wisuda Secara Maraton, UMSU Tetap Terapkan Prokes dengan Ketat

Menurut Waryono, pemberdayaan ekonomi pesantren memerlukan bantuan dari berbagai pihak.

Karenanya, Kemenag mendukung setiap inisiatif program pemberdayaan dengan konsepnya Colaborative Advantages.

"Konsep pemberdayaan yang melibatkan berbagai pihak dari hulu hingga ke Hilir sanga penting sehingga tercipta sustainable program /program yang berkelanjutan," tandasnya.

Baca Juga: Tim Inovator Muda UIN Walisongo Diganjar Medali Perak Indonesia Inventors Day 2020

Sebelumnya, Hasan Gaido yang merupakan inisiator acara ini menjelaskan bahwa kemandirian adalah jatidiri pesantren.

Sejak dulu pesantren sudah mandiri. Saat ini, pesantren yang memiliki berbagai potensi sumberdaya harus menunjukan identitas kemandirian, khususnya di bidang pertanian.

Menurutnya, penguatan Tafaquh Fiddin yang sudah menjadi core pesantren harus diimbangi dengan penguatan ekonomi.

Baca Juga: Harumkan Nama Bangsa, Mahasiswa FTUI raih Best Presenter International Tentang Evaluasi PJJ

“Jati diri pesantren sebagai institusi yang mandiri harus ditunjukkan,” ujarnya.

Hasan Gaido lalu menawarkan solusi melalui program ABG Cantik: Akademisi, Bisnis, Government dan Comunitas.

Sinergi empat komponen itu diharapkan dapat mempercepat tercapainya program ketahanan pangan dan mengembalikan kejayaan pesantren sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas.

Baca Juga: Habib Luthfi Jadi Penasihat Menag, Stafsus Jelaskan Bukan Layaknya Pejabat Struktural

Sejalan dengan itu, Guntur Subagja Mahardika Ketua INTANI sekaligus asisten staf khusus Wakil Presiden menuturkan bahwa pemberdayaan ekonomi pesantren ini sejalan dengan program Ketahanan Pangan berbasis Pesantren yang dicanangkan oleh Wapres KH. Ma'ruf Amin.

“Ini sesuai dengan konsep pemberdayaan ekonomi yang dicanangkan oleh Bapak Wapres, yaitu Konsep Ketahanan pangan berbasis Pesantren,” ujar Guntur Guntur Subagja Mahardika.

Dia berharap, program ketahanan pangan ini dapat menekan angka stanting di masyarakat pada satu sisi, karena pemenuhan gizi terjamin, dan pada sisi lain dapat menggerakkan ekonomi kerakyatan, terutama di desa di mana banyak pesantren berada.***

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: kemenag.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler