Jateng Sukses Terapkan Program Pengairan Irigasi dari Kementerian Pertanian

- 1 Juli 2021, 12:45 WIB
Ilustrasi: Lahan Pertanian
Ilustrasi: Lahan Pertanian /Karawangpost/pixabay: sasint

Dengan berjalannya program RJIT, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah pada tahun ini akan menggenjot produktivitas pertanian sebesar 58,510 kintal per hektare. Tahun lalu, produktivitas pertanian di Jateng sebesar 56,93 kintal per hektare.

Meski begitu, Tri mengakui program berbaikan jaringan irigasi tersier di Jateng masih belum merata di Jateng. Sampai saat ini, kata Tri, masih ada 17.7 juta meter jaringan irigasi di Jateng yang dalam kondisi rusak.

Baca Juga: Terima Banyak Aduan Pelanggaran Prokes, Bupati Kendal Dico M Ganinduto lakukan Sidak  ke Pasar Pagi Kaliwungu

"Kami mengharapkan dari pusat masih bersedia melakukan pendanaan untuk program RJIT. Bentuknya bisa disalurkan lewat Provinsi Jateng atau langsung dalam diserahkan kepada petani," terang Tri.

Keberhasilan program pengairan ini pun turut membuat petani yang belum merasakan program tersebut meminta agar juga dibuatkan RJIT atau Embung di tempat mereka. Seperti kisah seorang petani di Desa Kebondowo, Kabupaten Semarang, Bambang Sulistiyo, mengatakan sudah menjadi kelaziman setiap musim kemarau, para petani di desanya saling berebut jatah air untuk lahan pertanian mereka.

"Kalau mulai Agustus sudah rebutan. sudah pakai jadwal hari ini blok ini, hari ini blok itu. Sudah kami susun secara sistematis per kecamatan," ujar pria yang menjadi Ketua Gabungan Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Kebondowo, di tempat terpisah.

Baca Juga: Polres Pekalongan Kembali Lakukan Penyemprotan Disinfektan Guna Cegah Putus Penyebaran Covid-19

Bambang berharap Kementerian Pertanian bisa segera memberi bantuan sistem pengairan bagi para petani di Desa Kebondowo. Bambang mengatakan ingin supaya Kementerian Pertanian membangunkan embung bagi para petani Kebondowo.

"Inginnya air dari Rawa Pening ditarik, terus dibikinkan mini embung, baru dibagikan ke petani. urusan tanah, nanti kami usahakan. Pemerintah tidak usah beli, gratis. Itu harapan saya, monggo pemangku kebijakan," jelas Bambang.

Sekadar diketahui, Bambang membawahi tujuh kelompok tani Kebondowo. Anggota dari tujuh kelompok tani itu berjumlah sekitar 300 orang yang menggarap sekitar 200 hektare lawan pertanian.***

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x