Pemkab Cilacap Gandeng Investor untuk Tingkatkan Kapasitas RDF

7 Maret 2021, 21:35 WIB
Tangkapan layar mengenai Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji /

SINARJATENG.COM – Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamudji, menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap berupaya meningkatkan kemampuan produksi fasilitas Refused Derrived Fuel (RDF).

Kapasitas produksi pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan di fasilitas RDF Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, akan dinaikkan menjadi 200 ton per hari. Saat ini, kapasitas produksi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) tersebut sebesar 140 ton per hari.

Fasilitas RDF di TPST Jeruklegi melibatkan pihak ketiga, yakni PT Solusi Bangun Indonesia dan PT Unilever Indonesia Tbk. Tujuan akhirnya untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat dan pemenuhan layanan publik.

Baca Juga: Link Live Streaming Atletico Madrid vs Real Madrid: Prediksi Line Up Kedua Tim

“Hal ini berkontribusi menjadi salah satu sumber PAD. Upaya peningkatan kinerja RDF menuju 200 ton per hari, dilakukan antara lain dengan menggandeng pihak ketiga,” kata Bupati Tatto saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan para investor, di rumah dinasnya, beberapa waktu lalu.

Sasaran utama kerja sama tersebut, imbuh bupati, adalah peningkatan kapasitas pengelolaan melalui pemanfaatan sampah dari luar kota Cilacap, yakni Distrik Kroya dan Sidareja.

Selain itu, peningkatan kapasitas bio drying juga diperlukan, yakni pengolahan sampah dengan metode co-processing, sistem pengeringan, dan sistem fermentasi sampah, yang mengandung komposisi material yang mudah diuraikan mikroorganisme (decomposable). Metode dekomposisi mikroorganisme dilakukan dalam kondisi ketersediaan oksigen yang cukup (aerobic).

Baca Juga: Kisruh Perpecahan Partai Demokrat, DPD Demokrat Jateng Siap Lawan GPK-PD

Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia Tbk, Nurdiana Darus, menyatakan, pihaknya memiliki komitmen tinggi untuk berperan dalam ‘Indonesia Hijau’, sebuah program yang bertujuan untuk mewujudkan planet yang bersih, lestari, sehat, aman, sekaligus nyaman ditinggali melalui tiga inisiatif besar.

“Inisiatif tersebut adalah dengan berupaya mengurai permasalahan sampah khususnya sampah plastik, mengatasi krisis iklim dengan menekan emisi gas rumah kaca, dan mengatasi krisis air,” beber Nurdiana.

Sementara itu Presiden Direktur PT SBI, Aulia Mulki Oemar, menjelaskan, pihaknya memegang tiga peranan sebagai inisiator, operator, dan off taker.

Baca Juga: Polri Akan Tindak Tegas Jika Temukan Kasus Penyalahgunaan dan Pemalsuan Vaksin Covid-19

Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo menjelaskan, Cilacap merupakan pionir pengelolaan sampah RDF. Dia berharap, upaya kerja sama Pemkab Cilacap dengan pihak swasta tersebut dapat membawa perbaikan bagi pelestarian lingkungan hidup.

“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan Pergub Nomor 11 Tahun 2019 sebagai komitmen pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah, dengan target sebesar 30 – 70 persen pada tahun 2025,” kata Prasetyo.

Wisata Edukasi Ekologi

Baca Juga: Kenali Jenis-jenis dan Kegunaan SIM yang Ada di Indonesia

Tak hanya peningkatan kapasitas produksi, TPST RDF Jeruklegi juga akan dikembangkan menjadi kawasan wisata edukasi berbasis ekologi (eco edupark). Pengembangan kawasan tersebut dimaksudkan untuk mengisi kekosongan lahan TPST yang kini memiliki fasilitas pengolahan sampah daur ulang menjadi bahan bakar alias Refused Derrived Fuel (RDF).

“Dengan adanya RDF, tidak ada (sampah) yang tersisa sama sekali kecuali air lindi. Sehingga TPST yang luasnya mencapai 6,3 hektare jadinya mati. Pemkab Cilacap berpikir menjadikan itu (menjadi) eco edupark ,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cilacap, Awaludin Murri.

Ditambahkan, pengembangan TPST Jeruklegi menjadi kawasan eco edupark membutuhkan dana sekitar Rp22 miliar. Saat ini, DLH Cilacap telah menyusun desainnya. Sejumlah fasilitas akan dibangun, antara lain taman budaya yang dilengkapi keanekaragaman hayati, serta kantin.

Baca Juga: Kapolri Beri Imbauan untuk Antisipasi Varian Virus Corona Baru Melalui 3T Secara Masif

Pengembangan kawasan eko edupark, lanjutnya, berjalan seiring peningkatan kapasitas produksi RDF. Untuk mendukung peningkatan tersebut, DLH membutuhkan tambahan 10 unit truk sampah dan 10 unit amrol.

“Saat ini kita ada 40 (unit) truk, tetapi 15 unit di antaranya sudah tua. Di DAK tahun ini ada bantuan dari pusat dua unit truk amrol, tapi kabarnya ada refocussing. Harapan kami semoga tidak, syukur-syukur ditambah,” jelasnya.

Sebagai informasi TPST RDF Jeruklegi merupakan pilot project pertama di Indonesia. Sistem ini menjadi harapan baru untuk mengatasi persoalan sampah yang menjadi permasalahan di berbagai wilayah. Untuk mencapai kapasitas produksi 200 ton per hari, menurut Awaludin, diperlukan tambahan fasilitas bio drying.

Baca Juga: Istilah Ghosting Jadi Trending Topik Twitter Karena Kaesang, Apa dan Mengapa?

“Untuk bio drying kita baru ada sembilan sekat. Pemkab Cilacap telah menyiapkan lahan seluas tiga hektare untuk bio drying dan baru terpakai 1,5 hektare. Agar mampu memenuhi kapasitas produksi 200 ton, perlu tambahan bio drying,” pungkasnya.***

Editor: Intan Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler